Petal's of Scar
n berdeham. Sekilas matanya berkilat tajam menunjukkan ancaman. D
ebar." Hazel melanjutkan. Suaranya terdengar lembut, namun sarat akan
ukan dadakan. Bukan hanya tanggal, tapi semuanya. Dalam hati, Sora berharap, semoga tidak ada lagi hal yang harus dilakukan dengan spont
n mendengarkan permintaanku?" sambungnya masih deng
n?" imbuh Hazel den
. Kepalanya lantas menunduk dan mata yang semula fokus pada Hazel seketika ber
a itu padaku?" Hazel tertawa renyah setengah menyumpah. Ya. H
elah menyebabkan Anyaー kekasihku meninggal
nya dengan pernikahan kita? Atau diluar masalah itu?" Sora akhirnya angkat s
adi kemana-mana karen
at melihatnya dengan jelas. Terdapat berbagai macam keinginan yang terperangkap di dalam bola mata gelap itu. Dan kali ini Hazel
an mengambil napas dalam dan mengembuskannya perlahan. "Aku selalu memimpikan momen-momen indah bersama istriku. Menghabiskan waktu istiraha
Hazel. Bahkan meski sudah mengetahui akhir dari perkataan Hazel pun, Sora tetap tercengang dengan raut wajah sulit d
aaf
senyum menawannya. "Mulai seka
li mengangguk patuh mesk
nelan ludah gusar. Ternyata memanggil pria
i Sora. Usia kita tidak te
a tahu i
oleh kah, aku meminta waktu untuk b
ajahnya memang masih terlihat santai, namun hat
enyangkut pekerjaanmu yang begitu mulia," sahutnya. Kemudian mim
pelan, lalu mengambil cangkir kopi dan menyesapnya perlahan. Di sela-sela minum
dari impian terbesarmu,'
*
dan ibunya saat itu. Mereka tampak begitu antusias membicarakan pernikahan putri tunggalnya yang tinggal menghitung hari. Well,
i H sudah menanti Sora di depan mata. Sora yang awalnya ceria, tak sabar menanti momen terpenting dan sakral dalam hidup
mbuskan napas, mencoba menenangkan batin yang tak berhen
adi sekali seumur hidup. Pernikahan bukan hanya untuk menghalalkan hubungan antara dua in
nya menangis dalam kebingungan. Ia harus memilih salah satu, menjadi istri
an kau berdiri d
p beberapa kali, lantas menunjukkan senyum terbaiknya meski terpaksa. De
n berdiri di pintu beg
ngan duduk di antara mereka. Seperti biasa, Apsari menyambutnya dengan belaian pada
kan, sejak pulang dari rumah
kau inginkan, katakan saja, Nak. Jangan dipendam sendiri begi
matanya pun memanas. Ia ingin menangis, tapi jika Sora
.. aku harus
menahan rasa sesak dalam dada yang semakin menghimpit. Beberapa kali
u shimashitaka? (apa ada masalah?)" tanyan
menyiapkan hati untuk menerima keputusan apa
gn dari rumah sakit," ujah cita-cita putrinya sejak kecil. Dia sudah sampai di titik itu sekarang. Bahkan Sora masih
nahan amarah. Sebagai seorang ayah, dia tahu seperti apa perjuangan Sora untuk menggapai impiannya. A
dan mendadak jadi pendiam begini," imbuhnya berapi-api. Membua
resign." Apsari dengan kelembutan hati mencoba menenangkan suaminya. Namun, buk
uan keluarga kemarin? Harusnya dia mendiskusikan hal sepelik ini
ah." Dengan cepat Sora menahan tangan s
langan kata-kata tatkala melihat air yang luruh dari peraduan nayam
nkan supaya aku fok
ra Apsari tak henti-hentinya mengusap punggung putrinya yang gemetar, Bahkan wanita cantik itu pun sudah menitikan air m
a besarnya. Mungkin ada baiknya salah satu dari kami mengal
seperti ini. Kita bisa koordinasi dengan pihak rumah s
hanya perlu berbicara dan
pele ini berdampak buruk pada pernikahannya. Lebih buruk lagi jika ke
k! T
n membiarkan h
arahku belum mendapat petunjuk, mari kita diskusikan masalah