Not a Bad Thing
mengembang sempurna tatkala mengingat hari ini- merupakan har
tau prihal ini semua - su
a yang menggambarkan Alfred, pria tampan yang s
i
h seorang pria yang tengah berciuman mesra dengan wanita, yang entah siapa it
kedua insan itu menyudahi
red
luka besert
Amora, sebesar apapun Alfred membuat ke
tu melenggang pergi tanpa sepatah katapun, s
tutup itu, lantas menarik Amora unt
ni
kirannya tanpa peduli Alfred yang sudah melingkarkan lengan kekarnya di pinggang
mulut Amora, tak ada tangis - karena satu tahun ini sudah cukup melat
balas Alfred tegas, seolah tak ingin me
afas, Amora berhasil mengem
a sangat bodoh dengan terus menerima perlakuan ya
u
menarik kedua sudut bibirnya, menampilkan s
ni
h Amora meni
bahkan bisa menjemput mu kapan saja," tut
i tatapan Alfred seolah menunggu jawaban yang akan dirinya berikan, mulai ke
dan sulit ku atur!" Lagi dan lagi Alfred menukas ujaran Amora lantas
kal, karena meman
masuk. Tatapannya teralih pada Alfred yang kini tengah membuka Hoodienya tanpa men
memanjak
" kata Amor
a, lalu membiarkan jari-jarinya menari di atas layar,
rtanya namun tetap tak men
di atas sofa, tangannya terulur meraih pon
Amora gunakan tanpa harus mengatur ini dan itu, tentu saja karena selur
h itu r
tuk bertukar kabar, saat itu juga pemandangan layar pons
arena Alfred tampak t
yang masuk, hanya satu yang membu
i malam panjang untuk kita, semoga d
gadis yang sudah Alfred kencani, tidak sampai satu bulan - karena maksimal usia h
pai saat ini Amora benar-benar tidak
belum berhasil menid
untuk membukakan pintu, namun Alfred sudah lebih dulu berjal
ra lihat kekasihnya yang sudah mene
!" kesal Amora menatap Alfred jengah, pa
g seorang diri ke apartemen pria itu t
ngantarkan mu pulang," tuturnya dingin semba
r, memilih untuk mengagguk la
n mampir
menunggu ku," tukas A
annya, menatap punggung tegap Al
AN
ioritaskan mainan mu itu dari pada aku!" gertak Amora setelah menyi
pria itu duduk di samping Amora lantas memeluknya erat, "Kau kekasih ku, sayang. Tapi mereka mainan
sa lidahnya kelu - pikirannya masih mempro
a yang se
d memutuskan untuk melepaskan pelu
p.
demi lumatan Alfred berikan, merasa gadisnya tak kunjung memberi akses, tangan Alfre
menyakitkan namun tetap memaafkan. Terkadang Amora berfikir, apa yang di
ini begitu hambar, Amora memer
gumam Alfred setelah
n menggunakan ibu jarinya, "Hanya milik
Alfred. Pria yang sangat ego