Adik Ipar Malang
ba
Li
di sekolah. Sudah ada Ibu dan Ayah di ruang makan. Ayah masih membaca ko
melihat pemandangan segar di pagi hari. Kak Devan mengenakan kemeja baby blue yang dimasukkan dalam celana
g Kak Devan, Kak Laras dan suaminya. Mereka ikut sarapan di sini. Tumben s
dengan berdehem. "Cepat duduk dan sarapan! Ada yang ing
rena di sini Ayah sebagai kepala keluarga. Sebelah kanan Ayah ada Ibu, la
a. Kami sarapan dengan tenang. Mungkin masing-masing dia
yah setelah mengh
l melihat Ayah. Dia memang irit saat berbicara, tapi itu
alam di sini." Ayah berbicara sambil menautkan kesepul
dahinya mengernyit mendengar perka
tidak berjumpa dengan besan Ayah? Laras, kamu dan Evan j
mpaikan pada Papa dan Ma
tua Kak Evan, terutama Tante Maya, ibu mertuanya. Kakak kandungku satu-satunya itu pe
ilnya semua sehat dan subur. Bahkan mereka sudah melakukan program hamil dari set
dari benih suaminya. Perutku yang masih tidak enak untuk menerima makanan, ditambah memikirk
di atas mangkuk yang berisikan bubur. Makanan
ihabisin? Setengah mangkuk
mpu makan banyak, Bu," jawa
abanku. "Ya, sudah. Tapi, jangan lupa
, B
. Kebetulan kita satu arah," kata Kak Deva
ngkat dengan Kakak,
dari pada harus satu mobil dengan mereka. Aku dan Kak Devan menyalami Ayah dan Ibu
oli Lilis sendirian." Samar ma
aan istimewa saat diperlakukan seperti itu. Tapi aku cepat menepisn
Membiarkan musik menjadi pengantar di perjalanan menuju sek
sempat mulut mengucapkan terima kasih, pria tampan di hadapanku
ya beralih ke arahku, menatap dengan pandangan teduhnya. Aku sendiri memba
a keluh-kesahmu. Masalah itu tidak akan selesai kalau hanya kamu pendam sendiri
ak Devan. Satu sisi, ada rasa haru atas perkataannya barusan. Di sisi
sa hangat menyentuh kulit pipi. Kak Devan menggunakan kedua ib
a tahu kalau aku sedang mengandung anak hasil perk*saan, apa
Mau sekolah, kok, nangis. Nanti
emudian memukul lengannya, membuat dia berteriak yang
evan mencabut tisu, kemudian m
ihkan wajah dari sisa air mata. Tiba
. Langsung saja mengosongkan cairan yang ada di dalam hidung
, membuat dia terkejut dan berjengit. Spontan meng
n jorok banget, sih
nanggapi den
k laku, dan nggak ada y
t. Enak saja
eran nggak ada yang mau nikah sama
yang bertanggung
sh
alah aku yang di gombalin. Cepat-cepat membuka pintu, keluar dari mobil dan juga situ
panggil K
mobil diturunkan, menampak
ng sekolah
mbaikan tangan, kaca pintu mobil perlahan tertutup, kemudian me
il
e
bariton rendah ini ...
*