Miracle (Our Magic shop)
ann
da orang yang benar-benar bahagia? Atau..
adahal aku juga selalu bersyukur, dan berdoa pada Tuhan. Tapi kenapa? Di
Merasa bahwa semua orang membenci kehadiranku. Aku tidak bisa m
kau sebut bersyukur? Yang
an dengan cinta. Merasa gagal, karena setiap aku mencintai seseorang. Mereka pasti akan pergi jauh dariku, dan aku benci rasa dari sakitny
aian nya. Ewhh
jik banget ng
t mereka tau aku hanyalah anak beasiswa, mereka semua langsung memperlihatkan wajah aslinya, lucu sekali mengingat drama yang
nti kita nggak punya mainan
idak ada apa-apa nya dibandingkan semua yang sudah aku alami. Aku juga selalu pulang seperti ini jika kalian penasaran, dengan darah yang berlu
jauh lebih terluka jika aku membalas, dan berakhir aku yang akan mas
hanya akan membuat ku lelah. Aku berdiri, lalu mengambil tas dan buku ku yang berserakan. Ahh... uang yang aku
n barang-barang, ponse
a h
kau lama sekali!! Aku akan bangkrut jika me
maaf
n uang ku, sudahlah kau tidak pe
ali menyakiti tenggorokan nya itu. Aku kembali menghela nafas, ini sudah yang kelim
a pasti mahal. Mereka hanya memberikan uang per seme
bar. Mereka semua hanya menatap ku dengan tatapan konyol saat melihat ku di seret dengan kasar oleh para bajingan bangsat itu. Bahkan guru
sekolah yang terlihat sedang membereskan sekolah mewah itu. M
ini
orkan kotak obat p3k padaku. Dia menunduk dan terlihat takut. Aku hanya menatapnya d
engambil nya?" Dia kemb
wal nya. Tapi sedetik kemudian dia ters
engan antusias. Mata nya berbinar indah dengan manik coklatnya. A
u. Bahkan Office Boy disini tidak ada yang pernah peduli, dan sudah te
hadapan anak kecil tadi. Terlihat raut wajahnya yang khawatir dengan sorot mata yang
bil menunjukkan kotak yang dipegangnya tak lupa juga memasang senyum manisnya, terlihat sekali kalau dia berharap untuk di
nya juga. Kenapa aku melakukan itu?. Aku merotasikan mataku dan berjalan melewa
rti itu tadi. Dia mungkin m
dak suka melihat luka, dan kakak juga sela
na kebetulan aku masih belum begitu jauh dari mer
ba dirumah. Rumah? Apakah masih bisa disebut rumah disa
rusaha sebaik mungkin! Ke
il kan cuman itu-itu doang! Gua capek, gua
bantu dong! Kenap
ini bangsat, klo nggak bisa nafka
rangtua ini. Mereka selalu berdebat, dan berakhir salah satu dari mereka akan memu
ga lo anak
b