He is Pretty
panjang berada tepat di tengah Ruangan, meja dengan tinggi 80 cm
g sedang serius membaca buku, sedangkan satu lagi sedang berbaring dengan gaya layaknya bos di a
antara semua pria tampan itu, dialah yang paling menonjol dengan aura kuat yang mengesankan darinya, ketampanannya di kagumi banyak orang,
tinggi rata-rata remaja pada umumnya mungkin karena gen dari ayahnya yang berasal dari negeri kincir angin, Belanda, meski begitu dia tidak
utra, geng mereka sering di sebut-sebut FBA singkatan dari flower boys Alexandria. Kumpulan pria-pria tampan milik SMA Alexandria,
sangat mahal banyak orang berebut, bahkan beberapa membuat yang KW tapi dengan model yang sama, sebegitu kuat pengaruh mereka di kalangan muda-mudi sampai mengalahka
tanya salah satu temannya ya
i dunianya sendiri tidak men
mereka pakai saat ini adalah milik keluarganya dia tidak akan di izinkan, bahkan di tempat ini pun dia masih di awasi, itulah sebabnya tidak ada cocktails atau minuman beralkohol lain, yang ada hanya jus buah dengan berbagai warna, tapi meskipun tidak di awasi mereka juga tidak pernah menyentuh minuman-m
ya Hendry bertanya pada Leon yang sedang sibuk berbala
ngan dengan perempuan lain. Dia pernah berkata bahwa tujuan hidupnya adalah mencari belahan jiwanya dengan cara mengoleksi banyak wanita. Dia memiliki wajah dan penampilan seperti oppa-oppa Korea yang seda
kat, matanya yang sipit masih
dry menden
on yang masih fokus membalas chatnya menunjuk pria yan
a membaca semua buku, tidak peduli buku apa itu, bahkan buku memasak pun dia baca, dan mungkin seluruh dari buku perpustaka
p hari ke ruang OSIS membantu juniornya dan melakukan semua pekerjaan layaknya ketua OSIS, penampilannya paling sederhana di antara teman lainny
dari buku?" Henry mengambil
ampiri Raffa karen
nggu jika sedang fokus belajar sedikit kes
dia angkat tinggi-tinggi hingga Raffa tidak bisa menjangkaunya. Ra
in ngg
kin kesal membuat Henry
i jika di satukan. yang satu tukang jahil da
nggak? berisik!" Ray y
melerai keduanya Leon yang penasaran dengan tingkah Ray mendekat ke sisi Ray yang masih memegang ponselnya, dia tidak pern
ponsel Ray tanpa dia sadari, Ray y
usan lo!"
Henry dan juga Raffa kaget, mereka segera
ercaya menatap Ray. Raffa yang juga penasaran
ay bangun sambil me
ponsel lo?" Semua mata
a menyimpan ponselnya dan mem
ng dan matanya biru, pantas saja dari tadi lo lihatin mulu."
" Henry menatap dengan mata se
samaku, dasar penipu!" ucap Henry
ian." Setelah mengatakan itu Ray pergi meninggalkan mereka yang masih dal