Be My Husband
h pasti sibuk dengan organisasi kampusnya. Berbagai hal kulakukan untuk mengisi kekosongan, mulai menonton drama, membuat
ku baru saja pulang dari bekerja, aku segera menuju pintu depan. Biasanya ayah aka
ta tidak sedang sendiri. Dia berjalan dari mobil dengan seorang lelaki. Bukan, t
ut. Tatapan mata tajam, hidung mancung, alis tebal dan rah
il ayah membuat k
yaku pada pria yang ki
namanya Evan. Ternyata akan pindah ke depan
pis ke arahku sambil mengulurkan tangann
aka. Kak Evan bisa panggil Kiran," balas
beberapa saat. Tepat pada saat itu seolah aku bisa melihat
menjawab setiap tanya atas de
*
lelaki itu ke depan rumahku adalah salah satu kejutan terbesar tahun ini. Aku menaruh tangan di atas dada sebe
mu Tuhan," gumamku men
erlalu bersemangat. Selain akhir pekan yang masih lama, pelajaran pada hari-hari itu juga berat. Namun
ang semalam kuganti dengan tas ransel dengan motif bunga. Rutin kulakukan setiap ming
ada ayah dan Kanaya yang t
a terlambat ke rumah sakit," ujar
masih sibuk memegang ponsel. Aku bisa melihat bagaima
u meminum segelas air putih. "Aku pergi duluan,"
ak berusaha menghabiskan nasi goreng di piringnya. "Ayah
s. "Belum, nanti sore baru dat
egitu kita undang saja Evan untuk makan malam b
berbenah," tambahku kemudian melanjutkan m
kir sejenak. "Baiklah, na
am diriku tidak
itu terus bersarang dalam kepalaku, ba
gia ya?" Ruri datang sambil mengemu
uk bertopang dagu di dalam kelas. "Nggak,
bah posisinya dengan duduk di sebelahku
a?" tanyaku
r malam nonton yuk di rumahku, sekalian kerja t
tersenyun lebar. "Nggak bisa,
at bingung. "Siap
apa-apa soal Evan kepada Ruri. Nanti setelah aku dan Ev
. Bedanya aku masih bisa memaklumi upacara yang diadakan satu kali seminggu sebagai tanda penghormatan kepada pahlawan yang telah be
Katanya pacaran sama mah
obrolan dari murid kelas lain. Terutama para murid perempuan yang senan
ahun ketiga kuliah. Ng
acaran sama yang lebih dewasa itu bikin nyaman. Lebih per
, aku mulai membayangkan bagaimana jika berpacaran dengan Evan nant
engan jelas. Terutama fakta bahwa Tia duluan yang berjuang untuk bisa pacaran dengan mahasiswa tersebut. B
ku dan menuju ke aplikasi laman penc
ia yang lebih t
ung ke atas, mana kala mulai memba
ei
eseorang yang membuatku hampir masuk ke dalam
hku. Perhatian teman satu kelasku, maupun murid lain
a a
"Buku catatan Fisikaku," uja
l. "Aku lupa. Bukan, ketinggalan di tasku yang satunya. Semalam aku menggan
. Selain mata pelajaran yang berbeda, aku juga memiliki tempat pensil ca
"Apa? Kau bilang akan
"Ya namanya juga lup
nyaman. "Kalau begitu aku akan mencatatnya pada kertas biasa
pa
malas untuk mencatat contoh soal pada papan tulis, apalagi menuliskan cat
kau katakan kemarin, ingat janjimu," ujar
n. Kau boleh kembali ke kelasmu, karena sebentar guru
n oleh Ruri seputar hubunganku dengan Deril. Berapa kali pun aku menjelaskan bahwa h
ini berdiri di depan kelasku dengan wajah datarnya. Sepertinya kelasnya selesai terlebih dahulu. Yang menjadikanku kini menghel
era aku berjalan keluar menuju Deril, sebelum teman satu k
u membuka telapak ta
lagi?" balasnya sambil mengelu
ngan Deril dengan cepat, lalu
kannya. Besok akan
sekolah. Untung saja bayangan wajah Evan membuat pikiranku teralihkan sejenak. Aku segera melanjutkan membaca artikel yan
*
ak masih kosong, berarti Evan belum datang berbenah. Tidak ingin lelaki itu melihatku da
s dari artikel yang kubaca adalah bahwa pria yang sudah dewasa akan menyukai perempuan yang bersih dan
hatku telah berganti pakaian d
ah banget. Ibu lagi masak?" uja
kulkas untuk mengamb
buat makan malam bareng. Ayahmu juga mau ajak dia ngopi
yang diberikannya tadi membuatku menggerutu dalam hati. Dengan berbagai pertimbangan, akhi
harus mengerjakan catatan Deril pada malam hari nanti. Untuk mempermudah pemantauanku terhadap kedatang
tulisan lelaki itu begitu bagus? Seolah seperti hasil ketika font yang terdapat pada aplikasi
umus dan angka tersebut, belum juga selesai. Aku bahkan lupa untuk mengintip melalui
le
enyambutnya. Namun mataku melebar begitu melihat sosok Evan yang datang. Aku melirik jam dinding dan masi
n," seru
untuk bisa menunggu di sini, lagipula rumah masih koto
a depanku. Namun Evan malah duduk di sofa bagian belakangku. So
komentarnya melihat
catatan. Namun tersadar akan sesuatu, nama De
isi tulisan Deril. "Pindahin?" ujarnya melirikku. "
a membantu. Soalnya aku lupa kembaliin bukunya
eh pelan. "Indah ya mas
juga Evan harus datangnya sekar
*