icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bukan Cinta Perempuan Biasa

Bukan Cinta Perempuan Biasa

icon

Bab 1 Perjanjian Abadi

Jumlah Kata:1071    |    Dirilis Pada: 10/02/2022

Satu kesempatan saja. Tidak ada lagi yang kedua.

ua yang berada di kejauhan namun terasa

udmu yang

daku selama hidup...kini wakt

udah mati saat in

an semua yang kamu mau ketika kita masih hidup, dan kini d

kucoba untuk mengingat suara pr

ya aku pernah be

denganku kah Rani? De

h sosok Pakdhe, lelaki tua yang telah lama kuanggap sebagai Pakdhe-ku sendiri. Aku begitu

d menjadi sesosok pria berperawakan tambun. Rambutnya yang ker

pai disini, Rani. Ayo, kembalilah ke duni

dhe kenapa a

ini masih belum waktunya. Ayo kembalilah

gen bercerita pada Pakdhe...

lagi banyak berbicara, akan kuminta Penjaga untuk membawamu kembali. Temuilah dia. Dan seles

a akhir hayatnya di dunia. Aku pun masih belum bisa mencerna perkataannya yang tidak sepen

akdhe pergi lagi? Aku

alinya di alam serba tak jelas ini. Aku mulai mencoba menyeka air

lagi mencariku di sini. Aku akan selalu menjagamu meski tidak bisa kamu temui lagi. Ingat, kal

aik menuju pinggangku dan mulai naik menutupi tubuhku hingga ke tenggorokan dan sem

.

an sekitarku, ternyata aku masih di kamar perawatan rumah sakit. Aku tak ingat apa yang terjadi

sudah kembal

adari jarum infus yang paling kubenci membatasi gerak lenganku. Ada apakah gerangan sehingga a

tanku kembali, namun kepalaku masih terasa berat dan pening tak terkira. Sema

t tidurku. Rasanya hausku rupanya menjadi. Kutegakkan posisi dudukku dan

mengusap mataku dan berulangkali kutepuk pipiku. Benarkah ini adalah dunia rea

kutepuk-tepuk. Macam orang linglung saja sendirian aku d

dan angkuh ini tanpa siapapun yang kukenal. Tetapi begitu kusadari, m

rgerak barang sedikitpun. Dan interiornya... Gambar dan tulisan yang ada di ruangan ini seperti tidak tercetak dari mesin digital yang biasa kutemui, malah seperti ha

model lama dengan koridor yang panjang menuju kamar masing-masing pasien? Kok tidak masuk ka

kirku. Kemana semua orang berada? Sebuah rumah sakit tidak mungkin sedemi

bukan busa pada umumnya. Sungguh terasa berat karena harus kuangkat dengan lengan kananku saja sementara yang kiri ter

endiri dari botolnya tanpa banyak drama. Dan tidak ada setetespun darah yang mengucur seper

tak bisa lagi bergerak saking takutnya. Tenggorokanku serasa tercekik ketika ingin mengucapkan sat

tolong

edu ketakutan ketika sinar itu mendekatiku da

hku... Perlahan tapi pasti kehangatan menutupi seluruh tubuhku

yang terucap. Sinar itu membungkus tubuhku d

Tuan Putri..." terdengar suara lain yang meny

ya membuka mata kembali. Akhirnya aku

ya siapakah sosok yang memba

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka