Pengaruh Mantera Sihir Sang Alpha
ional. Aku segera bersiap-siap, lalu sepintas kusempatkan diriku untuk sekali lagi mengendus aroma pakaian yang ia siapkan untukku. Mau tak mau harus ku a
ngerti kenapa ia membawa seorang penyihir masuk
menjauh lalu aku keluar saat mereka berdua sudah tidak terlihat lagi. Harus kuakui apa yang kudengar barusan membuatku sakit hati. Dugaanku benar bahwa mereka tidak a
c tadi malam. Aku mengetuk pintu dengan cepat dan terde
dah pukul 09:02. Aku menggerutu pelan tanpa menanggapi uc
tatapan tajam, menolak untuk mundur. Dia sangat tinggi sehingga aku harus mendonga
amat berkuasa," jawabku dengan nada manis yang jelas dibuat-buat. Matanya seolah akan melompat keluar mende
ya lagi, Raven?" dia bertanya padak
cerdas. Sudut mulutnya sedikit berkedut hingga aku hampir tidak menyadarinya. Sekilas sempat terlintas di benakku bahwa mungkin arogansitu dekat sehingga aku bisa merasakan napasnya di bibirku dan jantungku mulai berdegup ke
un yang kau inginkan, bukan?"
seperti tidak memberi ruang bagiku untuk
lalu marah tiap kali aku
an begitu banyak pertanyaan
lah berhasil memancing emosinya; terasa seperti mendapatkan kembali sedikit kek
nya. Saat dia mengucapkan kata-kata itu, matanya menatap mulutku dengan lapar. Sifat buas dalam dirinya membuatku merasa takut dan
a menyeimbangkan diriku setelah barusan keluar dari cengkeramannya. Dia berjalan kembali menuju mejanya dan menatap ke l
gota kawanan hari ini. Tapi karena kau sedari tadi menunjukkan suasana hati yang t
arena aku mengajukan beberapa perta
mu dengan menjelajahi seisi rumah, tetapi kau harus tetap di dalam
uman dari Lavinia. Sedari tadi aku hanya berdiri mematung memikirkan apa yang harus kuperbuat, aku sungguh marah deng
a sudah
at!" Protesku. Dia mengangkat alisnya dengan sini
orang pria," katanya dengan tenang. Ketenangan y
Aku hanya berusaha membela diri!" seruku. Di
mu kesini, keadaanmu pasti akan lebih b
teriak. Sejenak aku kehilangan kemampuan untuk tetap berlaku profesional dan aku segera meny
keras membentur punggungku dan sesuatu yang lebih keras lagi berada hadapanku. Aku sedikit terkesiap saat merasa
ngingi
berulang kali menjelaskan hal itu padamu. Keputusanku sudah bulat, jadi sebaiknya kau membiasakan diri untuk aku 'perintah
an tenaga yang perlahan berkumpul dalam diriku. Mataku berubah menjadi ungu cerah dan bersinar lebih terang saat sebuah emosi memicu kekua
gannya mulai bergerak menyentuh lenganku, la
hawa panas terasa mengalir di sela-sela kakiku. Aku tersinggung
perti anak kecil yang p
u sedikitpun tidak terlihat seperti seorang anak kecil, "katanya.
ngannya keatas dan menempatkan jari-jarinya disekeliling leherku seolah sedang mencek
aku akan mentolerir kekurangaja
pat melihat potret masa kecilnya sedang berteriak ketakutan dan menangis penuh penyesalan. Dia mele
sepertinya dia tidak sedikitpun menyadari. Ibu jarinya terangkat untuk membelai rahangku dan aku mer
enyentuh bibirku, terdeng