Kontrak Eksklusif
Kamu tak kasihan pada p
lak Taraka sembari men
seperti ini t
sa tinggalkan Aku sendiri.
pas panjang. "Baiklah," uca
galkan adiknya sendiri. Dengan terpak
an kepalanya. Wajahnya sendu sekali. Sekali lagi Tarisa men
tu melihat Devano be
utkanku!" serunya semb
sendiri," ucap D
pi.
pa pun yang Kamu lakukan akan sia-sia. Beri
nggukan kepalanya karena yang dikatak
isa dan keduanya pun berj
kaknya dan calon suaminya. Entah bagaimana
erbuat apa-apa karena Tarisa, Kakaknya begitu mencintainya. Bi
n ke arah jendela yang belum sempat tertutup. Saat akan menutup
n keningnya. Taraka pun keluar kamar itu lewat
ang terparkir tak jauh dari kamar ini. Pria itu pun berja
nya. Taraka pun buru-buru memeriksa keadaannya rupanya wanita
dahkannya ke kursi belakang mobilnya. Sekali lagi Taraka dikejut
erlintas untuk menolongnya karena kemanusiaan. Ia tak bisa menyelamatkan Eme
nya setelah menutup pintu belakang mobilnya dan
luar dari rumah ini. Ia pun tak peduli kare
ke rumah sakit dan langsung menggendong
a sambil menggendong wanita yang mas
awa ranjang berroda rumah sakit dan membaringkan wa
ruang UGD. Taraka pun duduk di luar ruang UG
bertanya-tanya sendiri kenapa ia bisa sesim
er memangilnya. "Keluarga Pasien,.
pun b
," jawab
rah tak hanya itu saja pasien juga terkena dehidrasi parah. Beberapa saat
perawat pun datang dan memintanya untuk menyelesa
ita yang ia tolong? Dalam ing
telah wanita yang dibawanya itu dipinda
rlihat luka memar. Rasanya ia merasa sangat kasihan sekali pada wani
mah sakit. Ingatannya teringat dengan Emely. Rasan
ra menghapusnya kembali. Laki-laki itu pun menundukkan
a sudah berada di ruang rumah sakit. Wanita ini langsun
i rumah sakit. Langkahnya lunglai akan tetapi, ia tahan mencoba unt
nya tapi, ia benar-benar tak bisa berjalan sama sekali semuanya berp
tinya Cristal men
," pin
itu tetap melangk
Aku masih waras," gumannya mundur beberapa langkah sa
lagi dan tiba-tiba saja ia tak sadark
r merasa kasihan sekali. Dalam hatinya bertanya-tanya apa yang terj
rkan diri dalam pelukannya dan membaringkannya d
sa keadaannya. Taraka menatap dokter itu dengan seri
adanya? Namun, dilihat dari luka-luka yang ada di tubuhnya sepetiny
ya. Dalam hatinya ia benar
ahmu cantik tapi, nasibmu malah s
diri. "Ya, ampun kenapa Aku so
mpat tidur. Bekas pemukulan itu terlihat jelas di tangan dan ka
ly kembali datang. Mengingat semua itu membuat hatinya benar-benar terluka
yi. Taraka melihat ponselnya dan menyimpan p
sam