icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kontrak Cinta

Kontrak Cinta

icon

Bab 1 S A T U

Jumlah Kata:2946    |    Dirilis Pada: 11/01/2022

un berstempel lunas. Tidak ada larangan bagi pria menangis, karena saat ini Mahesa sudah kehabisan cara untuk mencari uang. Bahkan sejak bulan lalu, dia sudah cuti kuliah demi menjaga

lari sebulan lalu. Minimnya informasi dan saksi mata di tempat kejadian,

isinya sekarang. Jika sampai besok malam tagihan ini belum lunas, pihak rumah sakit terpaksa menghen

ku celannya, pons

Mahesa tak percaya. "Ok

kondisi keuangan keluarganya. Mahesa melangkah mendekati ranjang bapak untuk pamit

uk. Hingar bingar musik EDM dan lampu membuat Mahesa mengerjap beberapa kali. Ini adalah kali kedua dia pergi ke kelab malam seperti ini. Pengalaman pertamanya

kan sosok Raga sedang berdiri di balik meja

dengan terpaksa se

ah nyam

lalu duduk di kursi

kelarin satu pes

ri Raga yang lincah meramu minuman untuk pelanggan. Setelah

kabar

si tulang kaki, biar b

gerti kenapa sahabatnya ini s

lau mau. Tapi lo yakin mau kerja ginia

dah enggak apa-apa. Yang

enatap nelangsa sahabatnya.

kalimat Raga, ini adalah kab

asih lo, tapi c

aknya dia bisa membawa gajinya yan

ahnya nanti gue cari ke

lo. Terserah lo mau beresin

mengenakannya sembari berujar

ng rokok dari meja kelab. Lalu membawa piring kotor ke dapur, sed

ru

ama kit

eng tapi k

ma dia datang ke meja ini. Dirinya tetap fokus membersihkan meja, tidak peduli deng

sa sudah selesai mencuci gelas di b

k pelanggan bar, terutama wanita. Tidak salah memang jika para wanita itu melihat Mahesa dan akhirnya merasa gemas sendiri. Mahesa tidak jelek, tapi juga tidak tampa

yak anak-anak

u langgana

an wanita yang memilih duduk di meja

adain pest

ng k

yang prinsip hidupnya you only live once. Kebanyakan juga masih single, kalaupun ada yang bawa cowok, palingan cuma dijadiin

nyewa privat

ikkan bahun

uh, jadi gi

ga

*

a menyisakan beberapa tamu yang masih asyik mengobrol dan seorang wanita y

rnya sedikit terganggu. Dia perlu agar wanita itu ber

wanita mabuk itu sambil men

u bersihin meja, dan

!" teriak wanita itu, lalu sedetik kemudian dia tergugu. "P

a itu menangis hingga lega. Mungkin dia memang perlu mengeluarkan sesak di dadanya, entah apapun itu masalahnya. Namun, orang mabuk juga bisa nekat melakuka

ya dan wanita itu adalah dua orang asing yang tidak saling mengenal, tapi Mahesa merasa memiliki tanggung jawab pada pelanggannya. Dirinya bergegas berla

aik-bai

jahnya. "Baik-baik aja? Setelah apa! Yang! Kamu! Lakuin! Kamu pikir ak

an tubuh sempoyongan. Entah pukulan yang ke berapa, Mahesa akhirnya menangkap t

n!" ron

a begitu dekat. Berapa gelas alkohol yang diminum sampai bisa semabuk ini?

n nih mbakn

dari arah toilet bersama seorang wanita.

tar subuh atau pagi gitu ada yang jemput orang-orang mabuk kaya

ni cewe

sana. Gue balik dulu, ya," pamit Raga, lalu berlalu mening

bagaimana menghadapi situasi seperti ini, karena pasti

iti, lalu memastikan bahwa wanita mabuk ini suda

kirkan wanita mabuk yang dia tinggalkan di sana. Ada rasa bersalah dan tidak

n jaketnya, lalu menyelimutkannya ke tubuh wanita mabuk. Mahe

ada yang je

a langganan di si

longok sejenak memperhatikan wajah wanita di dep

ihat ma

u dengan tas hitam milik si wanita. Mahesa tahu, membongkar tas milik orang adalah perbuatan salah.

aya buka tas mbaknya ini ya. Sa

ali menoleh, la

ari sini, naik motor mungkin butuh satu jam. Mahesa kembali melihat ke dalam tas, ditemukannya sebuah kartu akses salah satu unit apartemen yang

olong panggi

ni susah, Mas.

nita ini. Mahesa memakaikan jaketnya untuk si wanita, lalu menggendongnya, menuju motor. Diikuti oleh

au tidak, tapi setidaknya di dalam apartemen lebih baik daripada di teras kelab d

Indira ke

enal sam

"Dia tinggal di sini. Lagian

tahu unitnya nomer be

" jawab Satpam apartemen

antai berapa yang paling atas, karena setelah angka 20, tidak ada lagi angka. Hanya ada petunjuk penthouse. Mahesa takj

isi kirinya. Mahesa melangkah menuju pintu itu, lalu menggesek kartu akses ke panel kunci. Muncul di layar pilihan untuk membuka pint

ouse ini sangat luas, tapi kosong. Mungkin lebih cocok disebut minimalis. Ruang tamu dengan sofa minimalis dan dinding kaca menyambut Ma

sa dari lamunannya. Buru-buru Mahesa menu

rgi," raca

a yang dipakai oleh Indira. Sepelan mungkin agar Indira tidak terbangun dan meracau lagi. Namun saat Mahesa hendak berhasil melepas keseluruhan jaketnya, Indira me

, di samping sofa Indira. Membiarkan lengannya dipeluk erat Indira, sedangkan Mahesa menyandarkan kepalanya di sofa dengan tatapan yang masih menikmati kerlip bintang

*

yang menerpa wajahnya. Namun bukan itu yang membangunkan dirinya d

ive yang memandang M

Mahe

a di sini? Sam

Mbak Indira yang se

ngin

nya ketiduran, karena Mbak Indira terus melu

riak Olive sembari meng

ng masih terasa berat. Namun, ocehan sahabatnya tidak bisa dihindari. Indira berusaha mem

pa l

k kenal s

, lalu segera mel

las Mahesa sambil mengulurkan tangan. Namun, kedua wanita di hadapanny

r, dan udah ada temannya. Jadi say

a kesulitan membuka pintu, hingga akhirnya teman Indira menghampirinya dan menekan enam angka pin dan bu

sekalinya mabuk malahan bawa

seraya mengambil sebotol air mineral kemasan dari dalam kul

ante nyariin lo dari kemarin

eve. Olive kemudian bergabung dengan membawa dua mangkok dan dua botol air, beser

eputusan lo tentang pernik

g sedang menayangkan acara gosip. Olive tahu, ini masih terlalu awal untuk mengungkit masalah pernikahan Indira. Namun, kedua ora

ir

em

angkat telepon

e udah ngecewain mereka," ucap Indira dengan sua

an sekecil apapun itu, agar sahabatnya ini bisa menghadapi masalahnya. "Ini buka

n kita bisa tutupin semua ini? Media

o itu bakal

ertunangan mereka sepihak. Sejak malam itu, Indira tidak berani pulang ke rumah menemui orang tuany

nya akan fatal, terutama bagi papa, jika tahu Indira batal menikah. Namun sampai kapan

ekarang dari lo daripada dari m

t papa ntar kepikiran dan ma

i tanggal pernikahan lo, kan? Kalau sampai saat itu l

balikan aja y

a enggak bilang apa alasannya batalin pert

mesti gim

sama tante. Jelasin ke mereka pelan

ak. G

ong Olive, lalu mulai m

buburnya sembari pikirannya tetap mengembara mencari cara bagaim

*

i menjadi pelariannya di kala penat, karena masalah pekerjaan. Siapa yang menyangk

g tuanya. Indira masih bingung harus menjawab apa jika mama atau papa bertanya tentang progress acara pernikahannya dengan Adrian yang sudah batal seming

menggeser tombol hijau dan men

ga hari ini enggak angkat

kota. Agak susah sinyal gitu. Makanya, Indir

enggak bila

kasih tahu Olive

masalah sa

emang proyek ini aku pengen tangani sendir

ma Adrian gimana? Udah pastiin lagi ke k

t oleh mama. Indira menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan

ama Ad

as sofa. Sebuah jaket pria. Jaket milik Mahesa yang dipakainya dini hari tadi. E

a punya waktu kurang dari dua minggu untuk me

elepon lagi ya.

a pengen tahu s

ti kalau udah selesai, aku janji b

jaga kese

a,

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka