Kontrak Cinta
un berstempel lunas. Tidak ada larangan bagi pria menangis, karena saat ini Mahesa sudah kehabisan cara untuk mencari uang. Bahkan sejak bulan lalu, dia sudah cuti kuliah demi menjaga
lari sebulan lalu. Minimnya informasi dan saksi mata di tempat kejadian,
isinya sekarang. Jika sampai besok malam tagihan ini belum lunas, pihak rumah sakit terpaksa menghen
ku celannya, pons
Mahesa tak percaya. "Ok
kondisi keuangan keluarganya. Mahesa melangkah mendekati ranjang bapak untuk pamit
uk. Hingar bingar musik EDM dan lampu membuat Mahesa mengerjap beberapa kali. Ini adalah kali kedua dia pergi ke kelab malam seperti ini. Pengalaman pertamanya
kan sosok Raga sedang berdiri di balik meja
dengan terpaksa se
ah nyam
lalu duduk di kursi
kelarin satu pes
ri Raga yang lincah meramu minuman untuk pelanggan. Setelah
kabar
si tulang kaki, biar b
gerti kenapa sahabatnya ini s
lau mau. Tapi lo yakin mau kerja ginia
dah enggak apa-apa. Yang
enatap nelangsa sahabatnya.
kalimat Raga, ini adalah kab
asih lo, tapi c
aknya dia bisa membawa gajinya yan
ahnya nanti gue cari ke
lo. Terserah lo mau beresin
mengenakannya sembari berujar
ng rokok dari meja kelab. Lalu membawa piring kotor ke dapur, sed
ru
ama kit
eng tapi k
ma dia datang ke meja ini. Dirinya tetap fokus membersihkan meja, tidak peduli deng
sa sudah selesai mencuci gelas di b
k pelanggan bar, terutama wanita. Tidak salah memang jika para wanita itu melihat Mahesa dan akhirnya merasa gemas sendiri. Mahesa tidak jelek, tapi juga tidak tampa
yak anak-anak
u langgana
an wanita yang memilih duduk di meja
adain pest
ng k
yang prinsip hidupnya you only live once. Kebanyakan juga masih single, kalaupun ada yang bawa cowok, palingan cuma dijadiin
nyewa privat
ikkan bahun
uh, jadi gi
ga
*
a menyisakan beberapa tamu yang masih asyik mengobrol dan seorang wanita y
rnya sedikit terganggu. Dia perlu agar wanita itu ber
wanita mabuk itu sambil men
u bersihin meja, dan
!" teriak wanita itu, lalu sedetik kemudian dia tergugu. "P
a itu menangis hingga lega. Mungkin dia memang perlu mengeluarkan sesak di dadanya, entah apapun itu masalahnya. Namun, orang mabuk juga bisa nekat melakuka
ya dan wanita itu adalah dua orang asing yang tidak saling mengenal, tapi Mahesa merasa memiliki tanggung jawab pada pelanggannya. Dirinya bergegas berla
aik-bai
jahnya. "Baik-baik aja? Setelah apa! Yang! Kamu! Lakuin! Kamu pikir ak
an tubuh sempoyongan. Entah pukulan yang ke berapa, Mahesa akhirnya menangkap t
n!" ron
a begitu dekat. Berapa gelas alkohol yang diminum sampai bisa semabuk ini?
n nih mbakn
dari arah toilet bersama seorang wanita.
tar subuh atau pagi gitu ada yang jemput orang-orang mabuk kaya
ni cewe
sana. Gue balik dulu, ya," pamit Raga, lalu berlalu mening
bagaimana menghadapi situasi seperti ini, karena pasti
iti, lalu memastikan bahwa wanita mabuk ini suda
kirkan wanita mabuk yang dia tinggalkan di sana. Ada rasa bersalah dan tidak
n jaketnya, lalu menyelimutkannya ke tubuh wanita mabuk. Mahe
ada yang je
a langganan di si
longok sejenak memperhatikan wajah wanita di dep
ihat ma
u dengan tas hitam milik si wanita. Mahesa tahu, membongkar tas milik orang adalah perbuatan salah.
aya buka tas mbaknya ini ya. Sa
ali menoleh, la
ari sini, naik motor mungkin butuh satu jam. Mahesa kembali melihat ke dalam tas, ditemukannya sebuah kartu akses salah satu unit apartemen yang
olong panggi
ni susah, Mas.
nita ini. Mahesa memakaikan jaketnya untuk si wanita, lalu menggendongnya, menuju motor. Diikuti oleh
au tidak, tapi setidaknya di dalam apartemen lebih baik daripada di teras kelab d
Indira ke
enal sam
"Dia tinggal di sini. Lagian
tahu unitnya nomer be
" jawab Satpam apartemen
antai berapa yang paling atas, karena setelah angka 20, tidak ada lagi angka. Hanya ada petunjuk penthouse. Mahesa takj
isi kirinya. Mahesa melangkah menuju pintu itu, lalu menggesek kartu akses ke panel kunci. Muncul di layar pilihan untuk membuka pint
ouse ini sangat luas, tapi kosong. Mungkin lebih cocok disebut minimalis. Ruang tamu dengan sofa minimalis dan dinding kaca menyambut Ma
sa dari lamunannya. Buru-buru Mahesa menu
rgi," raca
a yang dipakai oleh Indira. Sepelan mungkin agar Indira tidak terbangun dan meracau lagi. Namun saat Mahesa hendak berhasil melepas keseluruhan jaketnya, Indira me
, di samping sofa Indira. Membiarkan lengannya dipeluk erat Indira, sedangkan Mahesa menyandarkan kepalanya di sofa dengan tatapan yang masih menikmati kerlip bintang
*
yang menerpa wajahnya. Namun bukan itu yang membangunkan dirinya d
ive yang memandang M
Mahe
a di sini? Sam
Mbak Indira yang se
ngin
nya ketiduran, karena Mbak Indira terus melu
riak Olive sembari meng
ng masih terasa berat. Namun, ocehan sahabatnya tidak bisa dihindari. Indira berusaha mem
pa l
k kenal s
, lalu segera mel
las Mahesa sambil mengulurkan tangan. Namun, kedua wanita di hadapanny
r, dan udah ada temannya. Jadi say
a kesulitan membuka pintu, hingga akhirnya teman Indira menghampirinya dan menekan enam angka pin dan bu
sekalinya mabuk malahan bawa
seraya mengambil sebotol air mineral kemasan dari dalam kul
ante nyariin lo dari kemarin
eve. Olive kemudian bergabung dengan membawa dua mangkok dan dua botol air, beser
eputusan lo tentang pernik
g sedang menayangkan acara gosip. Olive tahu, ini masih terlalu awal untuk mengungkit masalah pernikahan Indira. Namun, kedua ora
ir
em
angkat telepon
e udah ngecewain mereka," ucap Indira dengan sua
an sekecil apapun itu, agar sahabatnya ini bisa menghadapi masalahnya. "Ini buka
n kita bisa tutupin semua ini? Media
o itu bakal
ertunangan mereka sepihak. Sejak malam itu, Indira tidak berani pulang ke rumah menemui orang tuany
nya akan fatal, terutama bagi papa, jika tahu Indira batal menikah. Namun sampai kapan
ekarang dari lo daripada dari m
t papa ntar kepikiran dan ma
i tanggal pernikahan lo, kan? Kalau sampai saat itu l
balikan aja y
a enggak bilang apa alasannya batalin pert
mesti gim
sama tante. Jelasin ke mereka pelan
ak. G
ong Olive, lalu mulai m
buburnya sembari pikirannya tetap mengembara mencari cara bagaim
*
i menjadi pelariannya di kala penat, karena masalah pekerjaan. Siapa yang menyangk
g tuanya. Indira masih bingung harus menjawab apa jika mama atau papa bertanya tentang progress acara pernikahannya dengan Adrian yang sudah batal seming
menggeser tombol hijau dan men
ga hari ini enggak angkat
kota. Agak susah sinyal gitu. Makanya, Indir
enggak bila
kasih tahu Olive
masalah sa
emang proyek ini aku pengen tangani sendir
ma Adrian gimana? Udah pastiin lagi ke k
t oleh mama. Indira menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskan
ama Ad
as sofa. Sebuah jaket pria. Jaket milik Mahesa yang dipakainya dini hari tadi. E
a punya waktu kurang dari dua minggu untuk me
elepon lagi ya.
a pengen tahu s
ti kalau udah selesai, aku janji b
jaga kese
a,
*