UNCONTROL CEO DESIRE
om
kencang ke arah sang ibu yang sedang berdiri di depan dengan jara
angkan ke samping. Ia berniat memberikan pelukan, setelah nanti
, bahkan lebih kencang dari se
ni mendekati
uara begitu tegas. Ia pun berdiri dengan tubuh kaku. Merasakan secara jelas bag
membuat Sarla jadi kurang tenang. Keadaan yang tidak pernah dirinya inginkan
n. Suaranya lebih rendah. Masi
lang jangan m
agar tak semakin membuat marah. Ia jelas saja mulai dirundung oleh perasaan takut. Berefek juga
h sedang ma
unjukkan sang ibu. Kemudian, ia memilih membungkam mulut dengan rapat. Menungg
om marah kepa
an? Tadi dari bandara aku diundang ke bar sebentar. Tapi, aku tidak satu gela
l
p keras dari sang ibu. Ia benar-benar tak menyangka akan mendapat perlakuan kas
pergi ke bar atau minum sampai mabuk. Hal lai
kering. Mata sudah berkaca-kaca. Rasa takut tentu bertambah seiring menajamnya mata san
om? Aku akan j
kti-bukti sudah cukup, Sarla! Kau sungguh keterlaluan menghabi
uar. Penglihatan pun mulai menga
i menolerir gaya hidupmu yang mewah. Kau harus diberi pelajaran, Nak. Supaya k
akan memberi aku hukuman sep
ak. Kau akan belajar banyak di sana. Kau baru
, tolongla
u, masih terletak di lantai satu. Dan, berjarak sekitar enam meter dari tempat dirinya serta juga s
nggi, perparas tampan, dan menyeringai keluar dari dalam kamar tersebut. Ia ter
Miss Sarla. Tapi, maaf aku ha
pun hendak menyahut. Namun, tak sempat karena merasakan kantuk luar biasa. Tepat setelah, mulut
olong buat putri kami berubah.
i. Percayakan