Hidden Princess
ufuk barat terlihat memerah tampak mengindahkan wajah
mbagi suka dan duka dengan langit. Aku merasa
siap melindungi diri dari predator malam. Alam begitu ragam, s
ah di kurung di menara yang paling tinggi ini. Sehing
samudra yang luas. Saat berdiri di bagian depan menara, aku melihat adanya alam yang hijau, gunung-gunung yang
kasih
iku rumah
a itu. Cahayanya yang redup, warnanya yang lembut, membuatku berpikir. Betapa sabarnya rembulan.
t itu, 'luna' nama ilmiahnya. Rasanya aku tak ingi
cell
membuatku langsu
adikku. Anak bungsu d
menghampiriku. Tunggu, mahkota gadis itu sedikit miring, apakah d
entu
kin karena ia harus menaiki seratus anak tangga untuk ke kamar
dan kembali menghadap luasnya lautan da
piriku dan berdiri di sebelahku. Sejenak aku bisa melihat kekaguman di waj
erpa angin malam. Aku terkekeh kecil memandangnya yang masih mematung menatap kesekelilin
g perlu aku bantu?" Tanyaku. Ia tersentak dan k
turun dan membantu pelayan menghidangkan jamuan untuk para tamu. Setengah jam lagi ad
p. Kau duluan saja...." ucapku
i rambutku. Dengan perasaan sedih, aku mengenakan ser
u jelas, tentu aku tahu. Namun, menutup mata dan berpura-pura tuli, adalah car
mecah keheningan, mungkin Az
lanku dengan gaun pelayan kerajaan. Mir
ah dariku? Apa aku mempunyai kekur
yang kutemui di ladang bunga kemarin. Mereka membicarakanku, mer
tiank
n menangis. Aku bukan putri yang lemah, yang akan menangis
ang lemah. Hanya saja terkadang aku mera
berdiri di balkon, membuka je
r
s sana. Susah menjelaskannya, tetapi dengan itulah aku naik turun tanpa h
ngan tanganku, sebelum wanita itu kel
l aku begitu. Ayo, kita antarkan minuman ini."
yan muda di kerajaan dan salah satu temanku
a bundar yang lebar dan besar. Dan para bangsawan itu mu
ujur saja, meskipun menyamar begini aku bisa di kenali teman pelayanku tad
berl
i ke dapur. Ya... meskipun kami sangat ingin melihat bagaimana dr
di dapur. Padahal aku juga pelayan sekarang. Mungkin, mereka masih men
rikutnya. Jujur saja, pesta ini sengaja di selenggarakan ayah untuk memperkenalkan Azelya kepada semua keluarga kerajaan dari beberapa wil
Aku kembali menoleh dan teringat
tai 3 aula. Kebetulan lantai 3 kosong. Mungkin, ak
e
ri akan di minta untuk naik ke lantai dua dan duduk di tempat yang sudah di sediakan. Begitu pula deng
beragam. Ada yang berusaha menunjukkan kejan
urna.
uduk di bagian paling depan. Ia duduk dengan posisi
ri negeri man
n Raja yang sempurna. Andai A
GENALAN KI
perti seorang musika. Setelah bersorak demikian, tangannya teralih pada or
rdu membuat acara pesta malam ini t
melihat catatan yang ada di kertas itu. Meskipun tak bisa membacanya d
awles! Putri da
ia berjalan pelan, menuruni setengah anak tangga dan kemudian
hat begit
unggu
lainnya. Dan, tibalah saatnya adi
berkeringat dingin, perutku rasanya mulas. Kepdi ucapkan di tahun ini? Selayaknya tahun-tahun yang telah lalu. Kali
i berhar-hari, bahkan bulan. Bagaikan berbisa, kalimat itu selalu saj
zelya Caroline dari keraja
tamu, kemudian memberikan penghormatan. Setela
ersandar pada balok-balok besa
at yakin. Setel
Putri tersayang kita beberapa tahu
tak ingin mendengarnya! Aku tak ingin ini dite
an isakan yang keluar dari mulutku. Aku tak tahu apa yang di pikirkan keluargaku
kalau mereka sedan
erusaha untuk tidak terbawa dengan kalimat itu. Tetapi, ternyata hatiku be
a mereka melempar setangkai bunga pada fotoku. Fotoku saat aku ber
aku dan hendak turun melal
llent Willia
ika bayangan surat-surat sahabatku terlintas tanpa k
ini. Gila rasanya! Aku sepe
empurna'. Dan dia juga pengeran yang kutemui di huta
rasaanku campur aduk, aku kembali menangis, t
tis ini. Aku tak ingin, benar-benar tak ingin, jika dia
la
Tentu itu haknya
rusaha terlihat tuli dan buta, bahkan berusaha terlihat suda
pa menit yang lalu. Bagaimana reaksinya ketika m
rat padaku atau... dia akan membera
al kisah persahabatanku dengannya, aku tak ingin mence