DICINTAI SAHABAT SUAMI
, semoga suka,
🍁
kan?" Aku tertegun pada sebuah b
ang Akmal-suamiku
isik padaku. Dengan sungkan aku am
makas
a-sa
enyum. Tak dipungkiri rasanya senang sekali. Kemudian senyumku surut saat tahu tatapan si pemberi. Memang sejenak, dia lalu berpaling dan mengaja
ya mendapat pemberian seperti ini dari orang lain. Berbeda jika yang memberi suami
ang Ilham-teman karibnya. Winda-putriku-duduk di sisiku meminum susu ko
mahnya lalu ke luar membawa buku ini dan memberikannya padaku. Jujur a
mal yang katanya ada perlu. Aku lebih banyak diam tidak ikut-ikutan m
ndiri. Terhadap teman-teman bang Akmal aku membatasi diri, termasuk terh
lham menyelipkan uang bewar
jajan
itu tidak enak. Aku pun. Bang
ki jejaka itu tulus memberi, dia
" Suamiku mengingatkan Wind
sih,
sama W
da bocah berusia emat tahun itu juga salim padanya. Te
ti di ja
suamiku menyelah motornya di
*
h selesai solat maghrib. Aku masih mengenakan atasan mukena dan bawahan rok
ka numpang transfer b
cil mengingat sudah empat kali
buka Pre Order(PO) untuk penjualan perdananya. Saat ada cerita yang menarik, aku membelinya dengan mengikuti PO itu. Harga PO buku leb
gak pelit. Aku merasa dia itu sudah seperti sodaraku send
ang Akmal. Aku pun merasakannya, di
ik. Dia selalu memberi uang jajan setia
lihat bang Akmal menyeruput kopinya.
jadi kerja sama Ilha
neran mau mem
dipake membangun rumah dulu. Biar nanti setelah menikah udah punya rumah se
ada berapa or
ernet di sana. Bagaimana Sarah? Boleh 'kan aku ikut kerja di sana?
wajahnya. Dia tidak sungkan membicarakan itu. "Boleh, kenapa
lu 'kan aku
h senang kamu mau
an lebih baik seperti dulu. Kamu doa kan saja, biar aku sehat-sehat, kuat, sehingga bisa bekerja apa pun juga. Pekerjaan
Bang Akmal merangkulku, mencium pucuk kepalaku. Aku m
ilangan pekerjaan. Mencari ke tempat lain sulit karna terkendala usia yang mencapai batas maksimal. Satu tahun bang Akmal bekerja di Garmen,
a keluaran lama tidak bisa dipakai untuk driver online. Kalau mau bisa ambil k
atas tanah Ibuku. Hanya rumah minimalis, cukup untuk keluarga kecil kami. Sekarang lima tahun usia pernikahan kami.
dan suka mengalah. Aku berharap hubunga
*
dan akan berangkat kerja. Aku menghampirinya meninggalkan emb
angkat s
sebelum kepergiannya memulai
amuala
ikumsa
bang Ilham cukup dua puluh menit bila ditempuh dengan motor. Set
anjang setelah lebaran jadi aku bisa lebih santai kini. Tidak
h. Beberapa judul aku baca, memberi like dan komentar. Tak sengaja mataku tertuju pada list permintaan pert
a. Itu benar bang Ilham teman karib suamiku. Dia meminta pertemanan dengank
dari aplikasi facebook membuka Whatsapp. Tidak ada chat dari siapa pun hanya ada belasan chat grup alumni te
an-teman perempuanku saja. Tidak ada kontak laki-laki yang buk
pa makan s
am sembilan pagi. Tapi, tak apa. Setelahnya aku tutup kembali membiark
asuk ke dalam. Winda yang tadi kuajak ke rumah neneknya langsung men
um dibuka chatku. Dia belum online. Aku malah mendapat notifikas
udah di konfir
M Ilham S