icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Warisan Rahasia Ayahku

Bab 5 Datang ke ruanganku

Jumlah Kata:1471    |    Dirilis Pada: 14/10/2025

lnya lama. Pesan dari Dari

u jam tujuh malam.

jukkan pukul enam

tapi karena campuran rasa jengkel, malu

sa mungkin dari Darian. Ia bahkan menghindari shift bersamaan, menolak undangan rapat

tak ada temp

a sembab itu tak bisa berbohong. Begadang, stres, dan tekanan dari gos

ofesional," g

langi, seolah ma

koridor yang mulai sepi. Beberapa suster menunduk sopan saat ia lewat, tapi tat

itu penyebab direktur

h ribut besar. Tapi ada juga

ah, janga

sip, tapi tetap saja setiap kata menusuk telinganya. Rasanya seperti hidu

nusia yang benar-benar tinggal di sana. Lampu putih terang menyinari meja besar dari ka

mengetu

berat itu terde

kan kemeja hitam dengan lengan tergulung hingga siku. Bayangan cahaya sen

nya tanpa menoleh. "Ka

ng, tapi tidak ada

"Anda bilang ingin bic

ot mata yang tak bisa Ravina tebak. Antara

lalu meletakkan sebu

datar. "Ada banyak keluhan dari pasien, dan bebe

gus pelan. "T

rang dokter tak seharusnya membiarkan m

vina menegang. Ia menatap balik, beru

ngin bicara s

oal itu," potong Darian cep

Hening, kecuali suara napas me

. "Baik. Kalau begitu saya akan m

ama. "Kau berencana

aannya

alu menggeleng. "Saya tida

ag

a. "Karena aku tidak suka dokter yang menjadikan rasa kasihan sebagai

"Anda pikir saya bertahan karena kasi

Darian. "Aku pikir karena ka

darah Ravina berdes

nang. "Malam itu-kau

i tegas. "Saya datang untuk berbicara soal pekerjaan,

uatu di matanya - semacam amarah yang tertahan, ber

p lama, seolah menantang si

nnya. Ia berjalan ke arah jendela, m

l. Mulai minggu depan, kau akan jadi koordinator ti

membeku

den

a tahu saya sudah kewalahan dengan pasien anak-anak dan pe

kau tak mampu, bilang saja. Tapi jangan bun

? Dari awal Anda datang ke rumah sakit ini, Anda selalu meni

tu!" suara Darian meninggi. "Tanpa nama Pratama

itu sepert

aya. "Anda tidak tahu apa-

tahu terlalu bany

ngan itu kem

ada rahasia besar di baliknya. Tapi ia memilih tak menanyakan lebih. Ia

carakan, saya pamit," katanya akhirnya

empat keluar, suar

vin

erhe

yesal mempercayaimu,

gan mata yang mulai berkaca. "Anda tida

rtutup pelan

malam menusuk tulang, tapi pikirannya lebih dingin dari apapun. Ia berhent

a pelan. "Satu malam, dan h

ahanan - pria yang dulu selalu tampa

a yang selalu menangis dia

a sia-sia. Gelar dokter, reputasi, dedikasi - semua tak berarti di

itambah dengan ba

am naas itu - malam yang seharusnya tak pernah terjadi. Malam

mbuatnya kehi

ini terus me

mam Ravina. "Kenapa buka

enal dengan tekanan tinggi. Setiap detik berarti hidup dan mati. Dan tentu saja, Darian sering mu

ina melakukan kesal

ekerja keras, bahkan lebih dari biasanya.

lamatkan seorang pasien kecelakaan berat

katanya tanpa ekspre

angguk keci

npa pujian,

sesuatu di matanya - semacam rasa

mereka tak membaik, tap

in, dan Ravina membalas dengan dingin. Tapi di balik itu semua, ada sesuatu yang tak bis

irian di ruang rekam medis. Lampu mulai redup,

ni?" suara D

t terkejut. "Masih ada d

lu berjalan masuk. Ia berdiri di sa

a perlahan. "Kau sudah bekerj

enyum tipis

wab. Tapi matany

ni

antara me

rbisik, "Kita tidak bisa

i kita juga tak bisa berpura-pur

a memerah. "Kau pikir aku

coba membenci, padahal yang kau takutkan... adalah k

a mem

yaris bergetar. "Aku tida

aih mapnya, lal

tangan Darian menahan pergelangan tang

ak. "Aku juga tidak ingi

u, ada ribuan kata yang tak terucap. Antara dend

perlahan. "Terlambat un

galkan Darian berdiri sendiri d

a itu tah

g terjadi m

al dari sesuatu yang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka