Warisan Rahasia Ayahku
k bercampur di udara rumah sakit Arsatama Medical Center. Sua
ata misterius dari penelepon sem
ahmu adalah orang yang
tu hanya ulah orang yang ingin memperma
mencoba menepis, wajah Dar
Lila, perawat senior
noleh cep
mpat puluh, kecelakaan motor. Kondisi
ai
rurat. Suara monitor dan instruk
ai, bau logam dan adre
darah tur
plasma!
rnya. Tangannya cekatan memeriksa luka robek di dada pas
ah," katanya pada dr. Dimas.
h lambat k
aku yang ke
jas putihnya. Ia berlari menembus lorong panjang rumah sakit
ngsung meminta dua kantung O negatif. Tapi pera
... Saya butuh iz
Ini d
Pak Darian. Semua pengambilan d
apas keras, amara
hubungi beliau
u sedang da
ng akan
lantai atas. Ia tahu itu tindakan gila, tap
langsung membuka p
i ujung meja, duduk Darian, mengenakan
dingin. "Ada keperlua
tung darah O negatif sekarang. Tapi peraw
r," jawab Da
menunggu. Nyawa
Beberapa dokter saling m
an rahang mengeras, menaha
Darian
enusuk, namu
resmi, kau bertanggung jawab atas r
," jawab Ra
a, lalu menandatangan
rnah datang ke ruang
gar tidak menjawab. Ia membungkuk sedikit
tutup, beberapa
ia melawan Pak
itu memang k
ng halus. Tapi dalam sorot matanya, ada sesuatu - mungkin k
sien yang ia tangani berh
bagus, Vin. Kalau bukan kamu yang neka
"Aku cuma melakukan ap
r mungkin gak
ernah senang," gu
ruang IGD, suara sepatu kulit it
as, dingin,
Rav
atap pria itu. "Ada yang bi
rapat tanpa izin. Kedua, tindaka
up. Itu yang pal
u mengorbankan a
ajam, tapi Ravi
emosi, Pak. Saya beroperasi berda
g sej
lama, hingga suasana di
ap balik, me
as panjang dan berkata pelan, "Kau s
langsun
hnya memucat. "Jangan
rang sudah membicaraka
ucap Ravina tegas, m
. "Kadang orang yang paling kita percayai
engah langkah, ma
n siapa pun menghina ay
na, Ravina. Aku h
khirnya berbalik, meninggalk
, Ravina jatuh terdud
cambuk yang menampar keras h
sendirian di kantin rumah sakit yang ham
, dan rasa ingin tahu
Semua seolah berputar mengarah ke satu ha
selalu berhubungan dengan
dua jam sejak ia menulis p
semalam soal ay
na r
upnya masih dalam bahaya. Tapi kalau b
an tombo
empat ia menutup layar, sese
ri
jatuhkan ponselny
m pulang," katanya p
curiga. "Ada uru
Aku hanya in
iasanya. Ada kelelahan yang s
tentan
ang a
cepat. "Apa yang Anda
rkata perlahan, "Lebih ban
uhnya. "Jangan main-m
dak mai
egitu je
k di
onselnya bergetar. Pesan balasan
an Mahendra. Dia bukan
ponsel, lalu menata
, sementara ada orang yang bila
n ter
memancarkan sesuatu yang lebih
udah mulai men
ka si
yang menghancurkan ay
ngung. "Jangan berpu
kau ingin tahu kebenaran, datanglah ke
ggalkan Ravina yang kini duduk terpaku,
ang ke ruang direktur
matikan, hanya cahaya lembut
eja, menatap layar komp
uga," katanya
ggil saya," jawa
ayar komputer, lal
dalam kasus itu. Ada tiga nama lain, t
an
.. adalah direktur rumah
tertegu
dituduh itu berhubungan langsung dengan rumah sa
ndekat. "Jadi kau t
lan. "Tapi tidak cukup bukti. Karen
fitnah, tapi kau diam saja?" sua
berarti tida
enghentak meja di depannya. "Bukt
i, jarak mereka kini
Tapi kau tidak tahu seberapa d
dari mereka?!" seru Ravina, matanya berkaca-kac
g sej
n di luar jendel
au aku benar-benar ingin menghancurkan ayah
iam, napasn
mbuatnya sulit berpaling - campuran l
harus perc
tidak punya
ngga Ravina bisa merasakan aroma
intens, penuh ketegang
, waktu seol
dari luar pintu m
it dari kementerian!"
gilah, Ravina. Jangan sampa
ap
kar
elakang ruangan itu. Begitu sampai
yambut kedatangan dua orang berpa
mendengar sepenggal percakapan
hwa Anda terlibat dalam penyelewengan
ng, "Silakan periksa
er atas nama ayah dr.
tnya, menahan napas
lagi. Selalu
kti itu justru me
misterius di telepon semalam
an Mahendra. Dia bukan
ari koridor itu, hatiny
malam ini, hidupnya tid
kepercayaan dan kebencian, ia kini ter
a Darian Mahendra Arsatama, yang entah akan