SEDUCING HOT DUDA
ebih segar dan lebih baik dari
hendak membuka pintu mencari orang tuanya dan juga Om Tampan-Calon Suami Masa Depan. Begitu lengkap. Verena tak tahu jika orang tuanya punya re
sa depan. Nanti kita akan terbangun tanpa
ngin membuat sarapan, ia yakin Om Tampan takkan marah jika
tiga kali lipat lebih besar dari ini, mungkin karena ia puny
toast rasanya lebih baik. Gadis itu membuka kulkas dan semua kitch
i. Ia berdalih. "Air itu susah, hargai penghuni manusia lain yang kekurangan air. Jadi aku bersimpati pada mereka dengan menghemat air jadi tak boleh mandi." Alasan mengada-ada
hnya masih cantik, ia orang yang cukup percaya diri dengan penampilannya. Verena adalah o
ersadar jika tak ada sambungan internet karena hilang jaringan. Bayan
rang tuanya masih mengingat dirinya h
ya pakai musim, jika sedang masa rajin maka ia akan merapikan semuanya hingga tak ada satupun helai
sihkan sambil menggoyangkan pinggulnya seperti lagu dangdut walau yang ia nyanyikan lagu l
adalah lagu latin karena musik m
Verena tersenyum lebar, David hanya terdiam t
a, aku istri yang rajin." Verena berkata sambil menyeka wajahnya seolah itu
" Tanpa malu Verena langsung merampas bungkusan itu dan b
itu langsung membeku. Benar-benar anak Gerald yang tak bisa diprediksi. Seperti
an. Padahal jika orang tuanya tahu ia ak
u ke rum
ga harus di sini." Verena berkata dengan
di kulkas. Huh, Gerald datang bukannya meringankan diriny
anti kes
ah sakit atau mungkin m
kita bisa buat anak Om." Verena tahu jika Mommy-nya yang mendengar pe
anya baru sadar jika David berdiri dari tadi. Sebenernya yang tua ru
kembali ke
esini. Aku malas sama Mommy dan Daddy." David hanya bisa
i di hadapan David kendengarannya seru untuk menggoda laki-laki ini. Verena tahu jika ayahn
ipstik yang berwarna menyala. Ia tahu laki-l
vid keluar dari flat menuju ke bawah. Kepala David rasanya mau pecah, d
hidupnya tak mengalami kesedihan sama sekali. Berbeda dengan David yang bahkan
olek pipi David. Benar-benar anak yang tidak diajarkan manner sama sekali. David yakin orang tua Verena sudah mengaj