ABIKA (ABIMANYU DAN CEMPAKA)
Bar milik Bibi Yasmin. Ryan meraih gelas
an Cempaka kemba
hnya ini, ada hati dengan Cempaka. Bahkan dengan adanya Cempaka yang sudah memiliki anak, juga tidak menyu
kurang, he he," ujar Ryan salah tingkah, ia me
ya. "Kau benar-benar jatuh cinta de
Ryan yang secara terang-terangan menanyakan tentang Cempaka." Ryan tampak memberengut saat mengingat usaha gigih beberapa teman prianya, untuk selalu
ih gigih lagi untuk mendap
gnya memang agak bule. Namun mengapa sang putra rambut dan juga matanya berwarna coklat terang dengan kulit yang putih dengan bintik-bintik seperti bule. Bahkan beberapa temannya mengajarnya yang lebih tua, mengatakan jika Casta mirip dengan salah seorang dari keluarga Dario. Mana mungkin buk
u!? Urus saja dirimu sendiri!" ujar Abima
merentangkan badannya, seraya menatap langit-langit kamar. Ingatannya kem
*
g tidak tertutup rapat dan mendengar suara sang nenek sedang berdendang. Rupanya sang nenek sedang di dalam kamarnya. Cempaka sedikit panik karena rasa melilit di perutnya semakin terasa ny
am kamar mandi, ia pun mematikan keran air,
s di atas nakas kemudian menghentikan keg
kak datang bulan nih. Tapi kok perutnya sakit ya? Apa karena l
erkurang, wajar itu nggak apa-apa. Cempaka jangan tegang dan takut ya. Oma ambilkan pembalut dulu, sekalian Oma pesan jam
ajarkan pada Cempaka cara menggunakannya. Setelahnya, i
sanan Lucy, saat mendapati cu
ang bersih kita ke
mau nikah Mbah?" tanya Abimanyu seraya mele
ota? Itu Kakaknya Mbak Bunga
Pak Jovan?" t
siapa namanya?" tany
i mau sesuai sama bakat Abi. Tapi Mbah nanti juga ikut Abi
Bagus,"
h?" tanya Abimanyu beg
Pak Jovan. Oh, mungkin kamu belum
manyu. Ia menghentikan kegiatannya bermain
Kakak bawa," tanya Cempaka dengan ceria
jamunya. "Monggo Cah Ayu. Gemesin
ka nama saya," terang Cempa
atang tamunya?"
pada Sri, ia tidak merasa menunggu tamu siapapun. Mbah Sri
Cempaka,"
raya melirik sosok Abimanyu yang masih diam
an mengusap puncak kepal
is p
terang Sri
us disuruh maem lagi sama Oma. Eh, beneran baru berkurang sakitnya." Ia menerangkan dengan
tanya Cempaka, sembari berjalan
Cempaka juga," ja
nunggu jawaban dari Sri, gadis itu sudah melesat pergi men
ahnya. Sementara Sri mengulum senyum, hatinya bahagia melihat keceriaan Cempaka yang menular mungkin karena ia tidak memiliki cucu perempuan sedangkan anak peremp