Living With The Devil
s, dia dikejutkan oleh kehadiran beberapa orang di kamarnya. Alicia sontak langsung b
alah satu dari mereka, yang tampak
ahnya dengan susah
idak perlu takut, Miss, kami datang ke sini un
aling tatap, memperhatikan penampilan Alicia dengan rambut
ak ada noda d
gadis tersebut tidak akan mampu bertahan selama beberapa hari. Dan di hari pertama, mer
ayan di kamar Alicia itu
engenakan pakaian yang lebih layak dari yang dikenakannya kemarin, serta mendandaninya dengan make up y
hapus lisptik Anda," kata kepala pelayan y
ini. Jadi, Alicia tidak mendengarkan. Mereka mengoles kembali lipstik itu ke bibirnya se
sama pelayan-pelayan tadi di depan dan belakangnya. Mata Alicia terus mencari-car
anjang yang berisi banyak sek
untuk mengisi perutnya dulu, barulah se
ng semalam bersamanya ternyata telah duduk manis di ujung meja sambil memba
kedua pelayan di belakangnya menahan Alicia dan sedikit mendorongnya sam
enar sebuah
harus meminta segala penjelasan dari pria itu mengapa dirinya ada di sini. Apa ini berhubungan dengan kedua ora
meletakkan kembali korannya dan menatap Alicia de
n, ditatapnya balas manik merah itu. Lucius sedikit tertegun k
snya, seolah menantang Alici
a dirinya sadari ketika dia membuka sua
enyumannya. "Ken
takut yang saat ini melandanya. Tentang bagaimana Lucius
lalu penting, maka aku akan pergi," ucap Alic
dengan kembali menghisap batang rokok yang ia selip di antara jarinya sampai habis,
alaikat tampan. Dilihat darimapun, Lucius itu bukan manusia, manusia mana di dunia ini yang me
menunduk menatap piringnya yang berisi sandwich. Alicia tidak suka
kata suara berat milik
hanya menatap makanannya be
ici
a kecil, entah seberapa banyak rasa takut yang ia tana
membuatmu berpikir kalau aku akan memakan mak
lau kau ingin mati, silak
bangkit dari kursinya dan mendekati Alicia, tubuh Alicia langs
jam, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci. Dan Alicia me
tentang dirimu. Aku membelimu pada pam
ah kenapa dorongan untuk me
pun padamu dan kau tidak memiliki hak apapun untuk melawa
ngis, dia bernilai serendah itu? Tapi Alicia menggant
s hidupku. Aku bukan pelacurmu!"
idup dan matimu ada di tanganku, dan sekali kau terjerat denganku, kau tidak lagi memiliki hak atas apapun di hidupm
aunya menggelap dan berkilat-kilat marah, d
enghitung setiap detik untuknya segera terbeb
lebih rendah
ia, bahkan kedua orangtuanya pergi meninggalkannya. Alicia tidak pernah menganggap dirinya spesial atau memiliki derajat tinggi. Dia hanya butuh kasih sayang, dan bibi
dur. "Aku manusia yang berhak atas hidupku sendiri, bukan bara
kelam bahwa dia menikmati suara tangisan Alicia. Dia bahkan harus menahan diri untuk tida
mudah. Dia menyukai game, dan mulai detik ini, Alicia a
ur tubuh Alicia berdiri, dia tidak bersuara, tapi air matanya terus menga
at Alicia terpekik dan semakin meronta dengan membabi buta. Sedangkan Lucius menciumnya kian dalam da
anya. Darah masih mengalir ke dagunya dari bibirnya yang sobek, Lucius tergiur untuk menyaki
memekik
icia terkesiap, sebelum Lucius berkata kembali, "Jangan pernah berpikir untuk kabur atau melakukan sesuatu yang membuatku marah, karena semua itu a
ya lagi. Dia menunduk. Tubuhnya masih b
esis Lucius tajam
menga
us menegakkan tubuhnya kembali, merapikan jas kerjanya yang sedikit kusut karena perbuatan membabi-buta Alici
padaku." Lucius berkata sebelum dia melangkah pergi, meni
berada di pantai, tersenyum bahagia sambil menggandeng seorang anak laki-laki yang juga tersenyum lebar. Mereka tampak bahagia sekali. Alicia tidak tahu siapa anak laki-l
papun. Namun, tidakkah ada jalan
*
@delt
SIA