JandA
eorgio yang kini telah berada di depan sebuah ruangan besar dan berdiri s
Saya tanyakan pa
telahnya, wanita berparas ayu itu keluar sambil berujar, "Si
apa Georgy melihat Aline yang
pena yang ia pegang sambil menatap datar padanya, "semoga ka
narny
akan! Jangan buang w
gan Anda. Beliau juga telah mengirimkan alama
kkan jarinya. "Lalu, di
t, pukul 7 mala
"Hmmmm, sepertinya dia mem
akan sesuatu?" tanya Georgy
bisa meninggalkan ruangan saya." Ucap Aline tanp
tu. Dengan santai dan balasan senyum, dia berujar, "Saya permisi
n Anda keluar, saya masih banyak pekerjaan,"
na. Saya
ai tipikal wanita seperti Nona Aline.' Georgy terus melajukan langkahnya keluar rua
*
ngan, gelap dan lembab. Namun siapa sangka, jalan yang menyeramkan menuju secret chamber milik Jeffrey justru menyimpan hal tak terduga. Kamar yang minimalis dengan satu ranj
gai pengikatnya. Topeng yang hanya menutupi mata hingga garis hidung itu diambil oleh Jeffrey dan di depan sebuah cermin yang tak terlalu besar, ia mulai mengikat topeng tersebu
i hampir 90%, mata biru nan seksi yang akan mengelabui sang CEO dan menyembunyikan identitasnya. Wangi mint yang sering ia pa
an penampilannya dan segera meninggalkan ruang rahasianya menuju tem
*
an nude, namun tetap terkesan flawless dan mewah. Pakaian kerja yang ia kenakan pun kini telah berganti menjadi off-shoulders dress hitam dipadu padan dengan ope
edang ada urusan." Ucap Aline keluar dari ruangannya d
erti, terima kasih." B
penampilan sang CEO. Melewati lobby lantai dasar, netranya melirik ke meja resepsionis yang tak jauh dari pintu masuk utama perusahaan, senyum menyeringai i
lah satu petugas keamanan mem
u tak mau ada kelalaian di perusahaanku!" perintah Aline mas
na. Saya
n Aline. Netranya mengamati gerak-geri
cana, Tuan." Papar Georgy tak lama m
*
ng megah dan bintang tujuh di kota itu. Bola mata amber nan besar miliknya tak henti-hen
g bernama Nona Aline?" Seorang pria b
aku A
Anda." Segelas tequila
memesan apa pun
ang, Nona." Sahut pramus
apa?" Aline mu
man belakang Hotel Bellmoun
da maksud?" rasa penasaran Al
engenakan topeng
ngsung berdiri dan berkata, "
*
muanya menjadi satu di diri seorang Aline von Otto Geischt Haimen. Netra amb
ang ada di depan sana." Pramusaji tersebut menunju
ip pada pramusaji tersebut, "baiklah, aku ingin tahu siapa kau sebenarnya, Penu
g. Maaf, telah membuat Anda menunggu
na Aline. Saya j
adap Aline. Sorot lampu terang gazibu dan temaram lampu taman Bellmount me
ta bertemu, Tuan ...,"
is Bertopeng, seperti o
rti yang kukir
ira saya seperti apa
ar, old-scho
an
an tertentu mengenai suatu tulisan. Karena bahasa yang Anda gunakan dalam tulisan Anda
r
r
r
keindahan tubuh, wajah, juga kata-kata yang Anda ucapkan sungguh ... saya benar-benar merasa sangat tersanju
i membicarakan sesuatu yang lebih serius?" tanya Al
sambil menikmati red wine tahun 1920-an ini, Nona Aline?" Lelaki itu menarik kursi putih yang te
Puji Aline duduk dengan senyum mengembang,
aa
li, saya suka parfum vanilla. Ter
na saya suka pecinta ice cream vanilla. Tapi,
a dengan beda warna sesekali bertemu serta senyum yang tak pernah lepas dari keduanya, membuat seakan keduanya telah mengenal
Aline? Mak
orang. Fisik Anda tampak ta
ia
pa
fisik serupa dengan saya?" p
ulai? Tujuan kita bertemu, Tuan Pe
lak
da tiba-tiba ingin menarik dan b
yang mana,
hir!" tegas Ali
os
pa
sa hambar, saya merasa seakan terkurung pada dua karakter y
n Anda, kenapa
pa Tuhan menciptakan a
-Nya?" sahut
k alam semesta, menurut Anda bagaimana dengan penuli
san!" mantap
ng Aline dan hampir mendekati wajahnya. "Mau ap
enghentikan novel itu, Alin
dan operasional yang telah kami keluarkan? Biaya promosi,
sekaya Anda, Non
pa?" tanya Al
yang lebih baik. Itu
Aku tak suka membuang-b
tidur denganku dan aku a
PA