I Hate You With Love
annya dan Aldo. Aletta menatap pantulan dirinya di cermin, tersenyum menatap dirinya sendiri yang terlihat sangat berseri-seri. Wajah yang cantik dengan
ett
lembut. Dari pantulan cermin terlihat jelas Monica-ibunya sedang berdiri di belakangnya
t bahagia sek
kemudian dia memeluk ibunya dengan sa
amu." Monica membelai lem
ah menunggu kamu," ucap Monic
man lebar terukir sempurna di wajah Aletta, balutan make up dengan gaun putih mewah
ketika melihat raut muka calon mertuannya, bukan senyum kebahagiaan yang mereka tampakkan. Melainkan terlihat seperti se
ut muka kalian terlihat gelisa
tta dengan sayang. Dia menghela napasnya dalam, sebelum membuka suaranya. "
ksud perkataan Ayundia. "Apa maksud, tante? Pasti Aldo sebentar lagi
ang atau tidak." Tiba tiba sa
apa?" tim
sudah mencari tapi tetap saja tidak ditemukan," sa
a menggelengkan kepalanya. Dia tidak bisa mempercayai perkataan ayahnya begitu saja, Aletta berlari menuju meja rias untuk mengambil bend
l, kecewa dan sedih bercampur menjadi satu. "Ald
ampiri sang anak dan m
n hidungnya merah karena menangis. "Bunda, apa pernikaha
dak
jutkan," potong Hendrik
letta yang tampak bingung dengan jawaban Hendrik. Dia menghapus
ada kabar dan itu artinya
n acara penting ini, diluar banyak tamu yang suda
g akan menggantikan Aldo?" Adnan yang sem
lek
nyaan Adnan, dan saat itu pula Hendrik menunjuk orang itu.
hnnya, apa ini? dia baru saja dipanggil kesana dan langsung di
i? Kenapa harus aku?" t
dak kamu akan kehilangan peru
ng penting bagi Bian, terlebih Bian sendiri yang mengembangkan perusahaan itu dari awal. Tangan Bian mengep
ari ruangan itu. Sebelum Bian benar benar pergi, di
*
aupun awalnya Aletta juga menolak jika harus menikah dengan Bian, namun karena bujukan da
tidak ada yang mengerti dengan perasaannya kala itu. Hati Aletta seolah menjadi maina
smi menjadi istri Bian," ucap Monica s
pikir Aletta menangis karena bahagia, tetapi kenyataannya justru dia menangis karena kesedihan. Pernikahan
idak ada cinta diantara aku dan Bian," tanya Aletta d
g. "Kalian akan baik-baik saja, bunda yakin Bian anak yang baik. Dia kan
muak dengan tangisan wanita yang
dengan Aletta?" tanya Bian sopan
mui para tamu dulu, titip Aletta ya Bian," jawab
etta dengan kasar. "Ikut saya!" sentak
ian, berusaha melepaskan cengkeram tangan Bian. "L
menjauh dari keluarganya, melepaska
i pun tidak akan membuat Aldo kembali," ucap Bian berbalik me