icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
HASRAT GILA SAUDARA TIRI

HASRAT GILA SAUDARA TIRI

Penulis: Sisca Yofie
icon

Bab 1 KESEDIAAN DAN LUKA MENDALAM

Jumlah Kata:1463    |    Dirilis Pada: 05/03/2025

inggal meninggal oleh ibuku. Sudah satu bulan ibuku pergi,

ni menjadi istri ayahku. Hatiku hancur. Ayah menikah

u tak ada. Setiap hari, aku merasa kesepian. Rum

menjemputku ke sekolah. Aku menolak, marah. Aku tidak suka diperlakuka

ngunci pintu, dan menangis sejadi-jadinya. Andai

emakin marah. "Mau apa kamu ke sini? Puas kamu lihat aku dipukul ayah? Kamu bukan abangku! Pergi!

. Aku menolak mentah-mentah. "Kamu siapa? Ikutin aku teru

, jemput kamu pulang." Aku menggeleng. "Ak

napas. "Di luar

kamu." Aku tetap menolak. "Nggak mau! Pergi!" Bagas terus memohon, dengan sabar dan lembut. Akhirnya

dan ibunya terlalu tiba-tiba, terlalu sempurna. Seolah-olah m

eka? Kenapa ayah begit

obil. "Kenapa berhen

. Bagaimana aku bisa menceritakan semua kebingungan dan kecurigaanku? "Aku... aku nggak tahu harus gimana," akhi

anya. "Kalian ini siapa? Apa kalian cuma ma

u. Ini memang sulit buat kamu. Tapi, tolong jangan salah paham. Ibu dan ayahmu men

an yang lalu. Ayah nggak mungkin secepat itu melupakan ibu." Air mata kembali mengali

jangan menutup diri. Aku dan ibu akan berusaha jadi keluarga yang baik buat kamu. Kami nggak a

an. Aku ingin ibu kembali, aku ingin semuanya kembali seperti dulu. Tapi itu tidak mungki

memandang Bagas dengan mata memelas, berharap kakaknya itu mau mengantarn

terlambat," ucap Bagas sambil tersenyum.

-erat. "Terima kasih, Bang. Kalau tidak ada Aban

dengan sayang. "Sama-sama, I

anjal di hatinya. Perasaan hampa menyelimuti dirinya, meskipun ia tahu bahwa Bagas adalah

rahnya dan memeluknya erat. "Abang," bisik Indri, merasa aman dalam pelukan kakaknya. B

a. Bagas melirik adiknya, khawatir dengan perubahan sikapnya. "Indri, kamu kenapa? Ada masalah di

ng tidak biasa. Ayah dan ibunya sedang berciuman mesra di s

g berlari menuju kamarnya, air mata

tunggu!" panggil Bagas. Indri mengunci pintu kamarnya, tidak in

lir di pipinya, dan ia berusaha menahan isak tangisnya. "Ada apa, Bang?" tan

k dan mempersilakan kakaknya duduk. Bagas menatap adiknya dengan penuh kasih sa

ni Abang sela

akan semua yang ingin kamu ceritakan," ucap Bagas lem

tau harus gimana. Berat banget," ucap Indri di sela-sela tang

ada di sini untuk Indri. Kita akan menghadapi ini bersama-sama," ucap Bag

ari cara untuk mengatasi perasaan sedih dan bingung yang Indri rasakan. Bagas berjanji akan se

ya bergetar menahan tangis. "Tetapi, Indri sedih jika ayah terus menyakiti Indri dengan cara memukul Indri. Sejak ibu tiada, ayah

un luka batin. "Indri, jangan bicara seperti itu. Itu tidak baik. Nanti Abang bicarakan dengan ayah ya, biar dia tidak menyakiti kamu lagi," k

lah menyalurkan kekuatan, mencoba meredakan ketakutan dan kesedihan yang selama ini dipendam Indri. Waktu sudah

meninggal. Dulu, ayah adalah sosok yang penyayang, selalu tersenyum dan memanjakan anak-anaknya. Namun, kehilangan ibu Indri me

terus menyakiti Indri. Ia bertekad untuk berbicara dengan ayahnya

udah. Ayahnya keras kepala, dan rasa bers

duduk di kursi, menatap kosong ke arah jendela. Indra menarik napas dalam-d

agas dengan tatapan kos

coba mengatur kata-katanya. "Aku tahu ayah sedang berdu

angan ibu, sam

"Indri takut pada ayah. Dia merasa tidak aman d

dak tahu apa yang kulakukan," katanya, suaranya berget

dukannya. Tapi, kita tidak bisa terus hidup dalam kesedihan.

Bagas dengan mata berkaca-kaca. "A

icara," kata Bagas. Yang pen

iran masing-masing. Bagas berharap, ini adalah awal dari perubahan. Ia berharap, ayahnya

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka