Sang Penakluk Gadis Penguasa
g di balik semak tinggi. Hanum memandang sekeliling. Hujan sedari siang membuat suasana se
melangkah meninggalkan sis
k kaget saat nenek meny
angat. Hanum begitu dekat dengan nenek karena hanya
ja, Num. Emak malah sport jantung nungguin
Mau sekalian mandi!" Hanum menol
masih terdengar me
sang mata dan telinganya. Gadis berle
r apa-apa selain geledek sa
gak denger, tapi kalau
h benerin pager depan
eneng bener bikin emak kere! Kalau ud
mak!" Hanum tertawa d
Hanum bergegas ke ujung sisi hala
ngkah. Rumah mereka di ujung jalan dan jauh dari keramaian. Di sisi belaka
get. Laki-laki yang penuh dengan luk
embali khawatir saat mendengar
a meraih pundak laki-laki yang kini terb
luka. Macam keluar
i sana!" Laki-laki itu m
ku!" Hanum tertawa pelan. Lalu memapa
gopoh mengikuti langkah Hanum yang tampak
" Jawab Hanu
mengulang kata-kata Ha
n dia!" Nenek Hanum mengangguk lalu
ini. Kami hanya dua orang perempuan, bisa bahaya kalau penduduk melihatmu lama-lama di sini!" Hanum segera
aian laki-laki itu, lalu mulai mem
tangannya cekatan membalut lengan dengan perban. Luka menganga di lengan seperti sabetan pedang at
ku?" Mata laki-laki itu menatapnya tajam. Entah kenap
biasa membantu nenek merawat luka ibu-ibu pasca melahirkan. Nenek s
ntukmu, kecuali kalau kam
m membereskan kotak obat lalu menyerahkan segelas minu
nya segar sekali!" Laki-la
at kering!" Hanum tergelak melihat laki-laki itu melongo seda
ntuan!" Laki-laki itu mengangguk dan kembali tersenyum. Hanum menggelengkan kepalanya heran. Laki
aian casual. Gadis bertubuh semampai itu, kembali keluar dengan membawa pa
di di sana!" Hanum m
aki-laki itu mengangguk lalu be
ita tua itu membawakan makanan yang di leta
wab Hanum
guk sambil tersenyum. Sejak nenek terjatuh beberapa waktu
Bagi Hanum, neneknya adalah harta tak ternilai yang harus dia jaga.
ini. Ada kelas tambahan jadi a
kemalaman. Mak percaya, kamu bisa jaga diri!" Hanum mengang
bibirnya. Laki-laki yang gagah dan penuh luka tadi, kini tampil seper
ki-laki itu tak menjawab t
. Besok aku akan minta Mang
sambil kembali duduk di sisi ranjang dan
npa Hanum perhatikan jika pandangan laki-lak
tmu!" Hanum merebahkan tub
rindu yang tak penduduk bumi pahami. Sesekali terdengar