Symphony Hati
, Day. Lo harus kenc
erasa pikirannya agak kurang jernih, sehingga tidak bisa menangkap ka
ah dirinya berusaha untuk memahami syarat D
at lo, tapi dengan syarat lo harus mau buat coba pacaran sama laki-laki." Debby terdiam
enduga sejak awal, pasti akan ada kej
ue kasih cuma-cuma. Lo pikir
at lain yang lebih mutu??" Dayana tidak terima
gue, syaratnya ya terserah gue!
pergi kencan? Deb, yang namanya tantangan i
Kalo menurut gue menguntungkan ya pasti gue tawarin dong. Ya
entara Lina dan Diana hanya tergelak, mereka sudah sering terlibat dalam permainan taruhan begini, namun belum perna
asuk akal bagi Dayana. Jika diibarat dengan sebuah nerac
untuk berpacaran dengan seseorang. Namun, prinsipnya itu bisa mudah dia tepikan, jika itu berarti uang dalam ju
mendapatkan keuntungan apa pun dari tantangan ini. Dan Dayana sudah belajar bahwa hal-hal baik yang terlalu banyak, biasan
an doang, kan?" tan
cinta, sensasi naik turun perasaan, jantung yang suka marathon sendiri gak j
o ngomong." Dayana melotot
a pun, kan? Terserah gue m
um. "Of cours
akan gue. Pasti ada maks
an nikah, kan?" Dayana bertanya cu
na. "Enggak, Sayangku, enggaaaak. Gue cuma mau supaya lo coba menj
tertentu? Mak
l siapin calon pacar potensial buat lo, yang kita jamin bibit, bebet, bobotnya oke. Jadi, tugas lo cuku
keras, kala otaknya menyimpulkan rentetan kalimat dalam pembicaraan mereka. "Anjir, lah! Ini kenapa gue berasa jadi kayak ope
ah, analoginya. Lo tuh nggak
Kan gue yang bakal kencan! Harusnya gue sendiri
, Dayyy," sambung Lina. "Kalau lo udah punya calon s
lo lo mau jalan sama laki-laki itu. Listen, Beb. Lo tuh kadang n
apa yang dia butu
-kadang ya begitulah pokoknya. Makanya, soal pilihan paca
h pilih dan nantinya ter
a laki-laki random kalau dibebasin. Jadi supaya fair, laki-laki
isi pikirannya dengan sangat tepat? Padahal sejak tadi dia berusaha untuk tidak mengeluarkan ekspre
sih berusaha membantah teman-temannya. "Nggak ada pacar, nggak ada patah hati. Simpel, kan? Lo s
na yang menjelaskan dengan bahasa yang l
a berkeluarga, Day," kata Lina. "Kita mau, selama lo nggak bisa ngumpul bar
*
u lorong otomatis menyala mengikuti sensor, saat Dayana memasuki apartemennya, lalu ke
pu balkon menembus dinding kaca yang ditutup tirai tipis, karena memang Dayana belum menutup tirai tebal jendelanya. Dayana menyeret tubuh lelahnya berd
alam posisi terlentang yang nyaman, dia memiringkan posisi tidurnya, menghadap tirai tipis yang menutupi dinding kaca ke ara
," bisiknya kepa
l karena seharian ini ia nyaris tidak berhenti bergerak. Bolak balik ke vanue klien dan harus mengurus beberapa dokumen ke kantor.
rekan-rekannya, mereka tidak bisa selalu bekerja di kantor. Mereka bekerja bisa dari mana saja, di mana pun suka-suka kliennya. Kadang di kantor klien, kadang di ven
ulan ini ia harus mondar-mandir ke lokasi-lokasi yang terkenal dengan kemacetannya, dan ditambah lagi dia tetap harus bolak-balik
dan memejamkan mata. Seketika
g paling cepat pukul delapan malam, a
a. Namun, jawabannya sangat mudah, tidak perlu berput
anpa harus membuat daftar mana yang perlu didahulukan. Dia ingin bisa check out ini itu di marketplace, tanpa harus nunggu gajian dulu. Dia ingin punya tempat pulang yang bebas ditata sesuka hati, tanpa h