Jangan Main-Main Dengan Dia
angannya tertuju pada Yolanda. "Bu
in di sini untuk bersikap sok penting. Aku yak
dak kembali ke sana saja? Apa dia masih berpikir dia
pi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Jangan biarkan dia merusak hari kita. Kita di sini untuk mencarikanmu pakaian baru yang
in membiarkan momen it
tika dia berkata, "Kak Yolanda, kebetulan sekali bertemu denganmu di sini! Apa kamu
yang sedang dia lihat. Dia tidak akan pernah meninggalka
," ucap Yolanda dengan datar, hampir tidak melirik
"Tapi jujur saja, Kak Yolanda, apa kamu bisa membeli sesuatu di sin
i tetap fokus pada pakaiannya,
rsahaja menunjukkan kualitas eksklusif. Sedikit rasa iri menggerogoti hatinya. Cengkeramannya
t manis ketika dia melangkah mendekat. "Aku hanya me
dan mencengkeram lengannya. Gerakan itu membuat kopinya
dalah karya unik yang hanya ada satu set
hatian dan kebanggaan orang tuanya. Itu bukan hanya pakaian, i
-jarinya mengusap kain mantelnya seolah-olah dia berusaha meyak
itu adalah bagian dari dirinya. Simbol cinta or
nannya kini ternoda. Yolanda menatap noda itu dengan ekspresi tak terbaca, se
kaget, berpura-pura menekan tangannya ke d
uang kertas yang sudah kusut. Dia mengibaskannya dengan jijik ke arah Yol
, jika kamu bahkan bisa menemukannya di tempatmu biasa berbelanj
ertas yang jatuh sebelum kembali ke
tahu. Di desa kecilmu itu, uang itu pasti bisa membeli
bahkan tidak ada jejak amarah di wajahnya. Kemudian, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Yoland
oleh keterkejutan ketika kopi
kan maskara, dan melunturkan bulu mata palsuny
am
bercampur dalam ekspresinya. Dia memelototi Yolanda, tangannya yang t
ampel kain di tangannya, hanya untuk berhenti di
enangannya memudar di setiap langkahnya
ma kasih! Apa kamu sudah benar-
ihina. Dia menurunkan suaranya dengan nada bergetar dan terluka. "Ibu, aku hanya mencoba menebus kesalaha
uarkan setumpuk uang kertas. "Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi sekarang, jadi kamu tidak bisa memeras uang dari kami! Ini! Amb
n. "Itu tidak cukup," ucap Yolanda,
ena marah. Tidak cukup? Ber
tetapi tajam. "Ini adalah mantel edisi terbatas MS. Uang yang
as? Darimu? Kamu pasti mengira aku bodoh. Jangan berpura-pura sampah mur
makin jengkel. "Kita berada di MS sekarang," ucap Yolanda singkat sambil menunjuk
"Mari kita konfirmasi dan a
n teliti, jari-jarinya menelusuri kain dan labelnya. "Mantel ini memang edisi terbat
t terakhir. "Selain itu, mengingat sifat bahannya yang halus,
diri mereka runtuh dalam sekejap. Mante
ibersihkan. Masukkan ke tagihan di kartuku. Aku tidak punya waktu untuk omong kosong ini." Di
mbayaran. Beberapa saat berlalu dan pramuniaga itu kembali dengan ek
li, memelototinya seolah-olah masalahnya ada di kartu itu. "Seharusnya ada lebih dari dua ratus jut
ya. Biaya pembersihan untuk pakaian edis
ya, cukup tajam untuk membuat semua orang yang ada di d
dia melangkah maju. "Ini keterlalua
transparan, Nyonya. Bahan mantel ini membutuhkan perawatan khusus, itulah kenapa harganya
amarah merembes melalui penam
Jika empat ratus juta terlalu mahal, kamu masih punya pilihan lain." Dia terdiam, tatapannya dingin dan tak te
Beraninya kamu?! Kamu pikir kami semiskin dirim
nselnya dan menghubungi Jonas, orang yang didia harapkan, suara Jonas malah menggelegar di ujung telepon. "Di m
yang sangat mendesak menghantamnya seperti petir. Genggamannya pada ponsel goyah
uatu? Apa y