The Second Marriage
aruh baya tampak memegang selang sembari menyiram tanaman toga yang tampak layu dan kering. Sembari bersenandung wanita paruh baya tersebut tampak sesekali melirik rumah depannya. Sambil
Sontak wanita paruh baya tersebut melempar selang "A
gi pak, biar ganteng. Jarang lho saya bilang gini tapi dilihat-lihat bapak ini ganteng mana rajin, cocok sama Mia baby sitter Cherry," godan
s Ilham nyariin katanya ditunggu sarapan di meja makan, lho pak kumis itu kenapa bajunya basah semua," ucapnya sembar
satpam tersebut sembari membuang muka. Satpam yang
nenek nene
ki rumahnya, "Mas Ilham sudah
n kepalanya, "Su
anita itu mengomel sembari menatap seorang wanita yang tengah berjal
Sayang kamu makan dulu," tanya seorang pri
nggang pergi meninggalkan meja makan. Ilham tahu bahwa sang istri pasti
dari belakang kaki mungil sang istri nampak be
ak Ju. Ngapain kamu cuci pi
ntar," tolak
sih yang enak malah gak mau," gerutu Ilham l
ng kemudian. "Kalau aku makan seperti katamu apa ibumu suka?" batinnya. Air mat
a mungil terde
ju sumber suara dengan berjalan perlaha
k!!" S
ya. Nyari bunda ya tadi?" ucapn
kepalanya, "Bunda cantik," ka
yak tidak?" Ta
ukkan kepalanya la
rus bunda mau masak bu
o bunda," gadis itu menarik tang
h bangun." ucap M
sambil lihat kambing di ujung lapan
, ayo bunda," Cherry tetap
n lho. Kakinya lagi bengkak, jalanny
natap kedua kaki ibunya yang b
, "Bunda ngga sakit, kaki bu
Pergi sana!!" usir Cher
gi. Lara menggandeng tangan Cherry menuju kam
itu saja, "Cherry sayang, sudah bangu
u," tola
punya permen sama c
anya Cherry
ngga ngapa-ngapain? Maen princessnya udah selesai. Waktunya
a bangkit. "Lho bunda mau kemana
as. Lupa ya kalau harus buka kedai? Yang masak kan bunda, k
kepalanya, "Hati-ha
coba berjalan sekuat tenaga. Dari kejauhan ia mendengar kegaduhan. Samb
a bantuin istrimu?"
Ju terus apa beb?"
" bati
agak naik dikit," La
sahan terd
mulutnya deng
a bisa begini ya?"
a males gak bergairah beb. Enakan sama kamu kalau en
, coba kalau dulu kamu udah sama aku. Pasti kamu ng
ak menyangka akan menerima rasa sakit yang begitu dalam. Ia berj
benar ingin segera memasuki kamarnya. Waktu berlalu begitu cepat, dua jam sudah berlalu Lara
an oleh rasa sakit yang ia rasakan. Lara melepas cele
suara apapun. Lara berjalan meninggalkan Ilham di dap
ut dengan pikiran sen