Gunung Pengantin Ngunduh Mantu
ku terhenti karena Alif
if? Ayo ...
rsenyum, dan
g ucapin maaf buat Paman dan bibiku, kalo selama
ang kemaleman. Nanti aku bantu jelasin, kalo aku harus dima
untuk mengambilnya, lalu memegang t
gung, aku
amu ngasih send
ke
, ka
eng
? Ke
m. Sebelum makin
h ayo,
. Tapi, aku ngga
benar-benar membuatku
dmu gi
kan lagi di sini. Aku udah jadi ana
airan bening menggumpal menghalangi pandang
k usah guy
ak usah b
punggung tangan dan satu tanga
, ya. Aku ngete
aja, ya. Aku
g jengukin aku di sana, wala
sap pipi. Begitu kubuka mata kembali, Alif su
dengan suara parau, m
osok hitam tinggi besar, berdiri di sis
lari pulang sa
ap aku bawa, ta
gah berdiri di depan pintu dengan beber
Ibu bertanya, dengan raut wajah tegang berc
dari mana aja? K
a terlewatkan. Tak terbendung semua perasaanku, meski aku bercerita
enangis hebat, membuat para tetangga keluar melihat, dan datang. Rumah
pencarian, tak
s, dan dua ikat ranting kayu milikku dan
rani keluar dari rumah. Karena terus mengingat semua kejadi
a, itu membuatku seperti menyakit
u. Aku memberanikan diri kembali naik ke gun
curug air terjun setinggi empat meter, t
untuk menjenguk Alif, sesuai u
berdiam, bermain air, kadang ise
rasanya saat aku sampai di tempat ini, semuanya masih sama. Bahkan, kenangan tentan
lain yang melihatku seperti itu. Mereka akan berpikir, aku terkena gangguan mental. Se
ra bakal ngelaleke
aku nggak akan me
rang lama, lalu diam karena menginga