Tawanan Gangster
ita itu terus memasang wajah datar tak berekspresi. Dikala orang-orang
tuasi yang dialami Melissa. Bertunangan dengan p
un, sial baginya tak ada tempat dirinya di hati Melissa. Tetapi, itu tidaklah pent
Berhenti membuatku malu,"
lelah dengan sikap ayahnya yang menum
taan Roland tadi malam terngia
nggamnya. Pria itu menyunggingkan senyuman
lam hati, menyeringai seolah puas m
*
n bintang serta bulan sabit di atas sa
ndukanmu," uc
mengabaikannya. Wanita itu terus larut pada keri
ma." Melissa terus be
ampak bayangan seseorang di sana. Meli
itu?" Tany
elissa semakin ketakutan ketika jend
atau aku akan teri
a gorden putih sebagai pembatas mereka
ang di hadapannya terlihat pria yang memakai pak
ya Melissa yang akhir
Me
seperti boneka, itulah yang selalu papa katakan. Dia begitu menyayangi dan mencintaiku layakny
Dan, yang paling membuatnya tersiksa adalah melihat putri satu-satunya akan menderita, yai
Awalnya kukira itu karena papa ingin aku tak merasakan rasanya hidup di bawah
aimana denganku? Bukankah seharusnya aku bahagia dengan itu? Tidak. Tidak ada yan
aya melawan papa yang takut bangkrut. Tidak ada pilihan sela
*
uh baya sembari membuka jendela membiarkan
anya samar ia melihat langit-
da sosok yang membangunkannya tadi.
on keluarga Eiser, dan saya bertugas untuk
ni?" Tanya Melissa lagi. Wanita
g membawa Nona kemar
asar rambutnya, "S
embawa
kin meninggi. Ia menatap Ruth yang terdiam, "maafkan aku, aku tidak bermaksud me
nahan tangan Melissa. "Tuan muda
t wanita itu tersungkur. "Ini penculikan, aku harus pergi." Meliss
r. Karena hanya terdapat ruangan-ruangan kosong serta lorong-lorong g
dan terus mengeluarkan suara napasnya yang sesak. Sudah lorong ke-13 wa
engan sigap, Melissa mencari tempat persem
t membuat tubuh Melissa bergetar ketakutan. Wanita
r lagi. Melissa membuang napas lega, pelan-pelan ia
yang tengah berdiri di tengah-tengah
a?" Tanyanya dengan
t membasahi dahinya. Jantungnya berdegu
spresi yang sama, menyeringai. Melissa mund
adapan Melissa. "Siapa kamu?" Tan
justru semakin dekat hingg
an begini, menjaula
unya menghadap ke atas dan mem
nya terdengar berat dan serak. Rambutnya be
angat asing
sambungnya. "Dan aku juga sudah lama me
mengenalmu sama sekali," ujar Melis
baik-baik," ujarnya. "Aku sangat mengenalmu da
"tidak! Ayahku pasti
pria itu. "Mungkin dia sedang berpesta
au berikan?" Meli
hati ayahmu memberikanmu pada
seharusnya ia mengkhawatirkan putrinya sekarang? Sesaat kemudian Melissa te
rah di sana. Wanita itu mendesah pasrah, "kau membel
nmu Melissa," jawab pri
a tujuanmu?" Tanya Meli
"tentu saja, mengikatmu
kenal pria itu tetapi di mana pria itu kenal
kat. Ekspresinya tak berubah sama s
a-kata tubuhnya terhala
au
telunjuk pria itu menyentuh bibirn
ak mau!" Melis
enciummu," jawab Sylu
elissa
caya, kau bisa menco
ah Sylus tolong menjauh sedikit. Aku ti
posisi ini, Meli
a sambil minum teh? Paling tidak biarkan aku makan
a... Aku terlalu menikmatinya, baiklah kita sarapa
uran tangan Sylus. Mereka pun beranjak p