JIWA YANG TERBAGI
at, seperti biasa. Ia bukan orang yang antusias menghadiri acara semacam ini, tapi
man lama yang bikin hidup lo sedikit lebih
ostalgia, Reza berdiri di dekat meja makanan, mengad
ez
ngan senyum lembut berdiri di hadapannya. Rambut panjangnya dibiarkan terge
za hampir ti
umnya melebar. "Iya, ini ak
mencoba terdengar santai me
mbuka percakapan. "Aku hampir nggak percaya kamu datang.
yang maksa. Katanya reuni
yum. "Aku senang kamu datang. J
ngan, agak jauh dari keramaian. Percakapan
ng tinggal di man
nggal sama istri dan
dua anak. Hebat, ya. Kal
rius? Aku pikir kamu
h bertunangan, tapi nggak jadi
sebelum Karina bertany
ar gelas di tangannya, mencoba mencari jawaba
kan ia tidak sepenuhnya percaya. "Kamu selalu
"Dan kamu masih suka ter
mengingat saat-saat di SMA, bagaimana Karina sering membantu Reza di
ari kelas matematika karena lupa bik
ir kena skors gara-gara itu,"
omen terbaik, menurutku. Kita selalu punya k
, meski hanya untuk sesaat. Ada sesuatu tentang wanita ini yang me
ap jam tangannya. "Sepertinya aku harus p
juga," ja
ikan langkahnya dan berkata, "Reza, kalau suatu saat kamu punya waktu,
nak, lalu mengang
erasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya-sebuah perasaan lama ya
Rum
ka akun media sosialnya dan melihat profil Karina. Foto-foto wanita
bawa secangkir teh. "Kam
atu," jawab Reza singkat, buru
berkata apa-apa. Ia meletakkan teh d
entang Karina, tentang kenangan lama, dan tent
a Hari
rama seadanya dengan Mira dan anak-anak. Namun, pikiran tentang Karina terus menghantui bena
i biasa, muncul tanpa d
diem-diem aja waktu di sana," tanya Don
i. "Ya, biasa aja. Ketemu te
ol sama Karina. Itu siapa, Za? Mant
an rasa gelisah yang tiba-tiba muncul.
alik terus melamun kayak gini?" Doni te
tersenyum samar, berharap pe
Hari d
tika Mira datang membawa secangkir teh. Ia duduk d
akhir ini? Rasanya kamu mak
oran di tangannya. "Jau
perasaan aja. Kamu sering melamun, jarang b
a banyak kerjaan di kantor," jawa
emilih untuk tidak mendesak. "Kalau ada apa-a
n, pikirannya tidak berada di sana. Ia tahu Mira benar-ada
muan
i, Reza menerima pesan dar
lagi di sekitar kantormu. Ada
cukup lama sebelum akhi
waktu setelah makan siang. Kita
enunggunya di salah satu meja sudut kafe. Ia m
anya saat Reza d
temu," jawab Reza, mencoba terdeng
reuni," kata Karina sambil menyeruput kopinya. "Jadi,
. "Impian waktu muda sering kali terlalu muluk-
ba membaca apa yang tidak ia ka
a tidak tahu harus menjawab apa, jadi ia hanya mengangkat
ngerti. Kadang aku juga merasa s
nya Ke
rubah dalam dirinya. Karina bukan hanya sekadar kenangan masa lal
ukan foto pernikahannya dengan Mira. Wajahnya saat itu penuh senyum, mata
masuk ke ruang kerja.
arus aku selesaikan," ja
ya," ujar Mira lembut
pi ada bagian dalam dirinya yang terus memikirkan Kar
ambu