Om Kutunggu Dudanya
, memamerkan kilau cat dan teknologi terkini. Di setiap sudut, pengunjung tampak serius mengamati, sebagian sibuk mencoba kursi pengemudi, sementara yang la
g menjadi pusat perhatian. Dengan senyuman ramah, ia menjelaskan fitur-fitur unggulan kendaraan kepada dua pria y
SPG itu tetap menjawab dengan tenang dan penuh keyakina
paddle shift khas mobil balap. Para pria pasti s
al." Salah satu laki-laki
ga 300 jutaan, sangat layak mendapatkan sedan s
putih berdehem. "Kalau berga
gaimana dengan kendaraannya?
gan si SPG oleh laki-laki berkemeja p
. Itu nomor ponsel Abang, kabari k
agian penjualan dan ia kembali berdiri di dekat kendaraan yang dipamerka
ramah dan sikap sopan. Pengetahuan mendalam tentang produk yang ia tawarkan menjadi hal yang wajib, karena setiap pertanyaan harus dijawab dengan teliti dan meyakinkan. Tidak ada ruang untuk kelelahan, karena pekerj
pa rekan SPG sudah ada di sana, sibuk merapikan riasan wajah mereka setelah seharian bekerja. Ruang itu terasa seperti tempat berlindung, meski h
kamu pulan
gi tubuh 165 cm berambut coklat. "Bia
ngguk. "Ayo, mo
n tinggalin ak
an tahi lalat di dag
!" Balqis mencub
maunya pulang
Kamari mengenal mereka saat sama-sama menjadi SPG di sebuah event fashion. Merasa
a berbeda dengan Kamari yang seharian, gadis itu hanya mengambil satu shift, sekitar e
obi. "Aku dapat tante-tante garang, berambut cepak, dengan celana dan kemeja merek Gucc
u dapat kakek tua yang bil
ru
mor ponsel
mor ponsel kakek itu sendiri
hi mencebik. "Pudar, deh, impian
pinggang Kamar
yang akhirnya jadi beli sedan setelah se
a bersamaan. Selalu ada hal Iucu untuk
dikuahin. Eh, gimana?
nggak?" Balq
i udah ada ratu cab
-cabean, kamu
hi menjawab sambil mengib
mbut?" cele
il merah milik Balqis. Mereka mengenali pemuda itu bernama Nata. Salah sat
bil aku nggak?" N
ru?" tany
beli. Yuk! Vasthi d
aku diapain?"
rtepuk tangan, datang dua pemuda ke arah mereka. "Eh, k
yang harganya bisa mencapai tiga miliar. Kamari masuk ke jok belakang bersama Vasthi dan berdecak. "Wow, mobil bagus. Aku b
u tebak," jawa
ggung Balqis. "Ngep
nggak do
, bokap kamu kerja apa
balik kemudi. "Han
u bilang juga apa. Camer kamu p
sama Nata?" Balqis men
" gumam Nata. "Gini amat
Coba cewek, bisa besti
ee kayak gimana, Kamari. Kamu, ud
pengeroyokan yang tidak seimbang antara satu laki-laki melawan tiga perem
er besok pemilik
berbinar. "Orangnya masih m
n info begini,"
ak bergau
u kaya udah pasti."
aaan. Soalnya jadi idola di kantor mereka. Tapi, deng
melamun. "Kaya, tampan, dan galak. Kayak CEO di
aki di saat seperti ini. Beban hidupnya sedang banyak, Iebih enak mencari uang daripada memikirk
rumah besar tak jauh dari rumahnya. Saat itu usianya 15 tahun, dan laki-laki itu kemungkinan sudah 26 tahun. Saat itu, tanpa malu ia mengejar, merayu, dan mendekati dengan membabi buta, hingga akhirnya hatinya dipatahkan oleh kenya
, mudah sekali mendapatkan pasangan. Sayangnya, kehidupan membuatnya menyingkirkan cin
"Jangan banyak ngayal, besok harus kerja lagi buat makan," gumamny
si sang pemilik yang cukup tinggi di kalangan para pegawai perernpuan, membuat para SP
sa ketemu
u jadi de
Kamari. "Saingannya banyak ternyata. Sialnya, ak
dan mencolek hidung Vasthi. "K
endengar bisik-bisik kalau sang pimpinan jarang datang ke pameran. Kamari sendiri, merasa tidaka ada yang harus ditunggu. Bekerja seperti biasa dan hari ini me
iling. Penclar menduga itu adalah sang CEO, tapi tidak dapat melihat wajahnya karena banyaknya orang menutupi. Ia se
ni sudah dua kali ikut event kita. Eh, Kam
oda, Pak. Untung bukan goresan." Ia membalikkan tubuh,
sapa Pa
ggi dan tampan dengan dagu sedikit terbelah itu menatapnya. I
ari dan menyapa riang. "Calon istriku? Kena
g-orang saling pandang dengan bingung. Tidak t