icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PECAHNYA KESETIAAN

Bab 3 Temuan Pertama

Jumlah Kata:1302    |    Dirilis Pada: 31/10/2024

n beberapa foto tambahan yang memperlihatkan Andi dan Rani duduk berdekatan di sebuah restoran kecil, tampak saling tertawa dan berbincang

ni, Andi tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda tidak puas atau tidak bahagia. Mereka jarang bertengkar, dan meskipun ada pe

nya penuh kekecewaan. "Kenap

n dan keinginannya untuk mencari tahu lebih jauh semakin kuat. Ia ti

untuk mengonfrontasi Andi pada waktu yang tepat. Dengan hati-hati, ia mulai menyiapkan pert

ncoba mengamati setiap gerak-geriknya, mencari tanda

ini," kata Karin dengan nada hati

dak terjadi apa-apa. "Hari ini biasa aja, nggak ada yang spe

rbicara seolah-olah tidak ada yang salah, seolah-olah semua yang terj

tersenyum tipis, berusaha menaha

singkat tanpa berkata sepatah kata pun pada Karin. Rasa penasaran Karin semakin meningkat. Ia y

pun yang mungkin akan ia lakukan. Dan benar saja, saat larut malam, Andi keluar dari kamar, pel

. Bisa ket

isa di hatinya hancur seketika. Tanpa menunggu lebih lama, ia kembali

ata Karin dengan nada gemetar. "Saya ingin tah

tuk mengikuti Andi ke mana p

mbat, namun ia tahu bahwa semua ini akan berakhir dalam waktu dekat. Di sore hari, Budi kembali mengirimkan lap

an lagi, ia kini yakin bahwa Andi telah menjalin hubungan se

ntuk menjaga ketenangan hingga ia bisa mendengar penjelasan dari mulut Andi sendiri. Namun, di dalam

alam hati, "Besok, Andi. Besok kamu akan

mulai, dan Karin tahu ia harus siap untuk

ng di vila terpencil. Di tangannya, secangkir kopi yang ia buat untuk Andi terangkat perlahan, namun pikirannya penuh dengan berb

dangi wajahnya lama, mencoba mengenali orang yang dulu ia cintai, na

an lembut, suaranya mengalun penuh perhatian, n

di luar kantor tadi," katanya, berusaha memberikan jawaban singkat

etakkan kopinya dan menatap Andi lebih intens. S

habat dalam suaranya, "aku cuma merasa belakangan ini kita kurang

tatapan Karin. "Maksud kamu apa, Rin?" j

yang ia miliki. "Beberapa waktu ini, aku merasa kamu lebih sering di luar, sering keluar k

n, jangan berpikiran aneh-aneh. Ini cuma soal pekerjaan. Kamu tahu, akhir tah

rmukaan. Lagi-lagi dia berbohong, pikirnya. Namun, ia menahan diri, membiarkan

a diadakan di ruang rapat, bukan di tempat seperti itu," kata Karin, mengangkat ali

tergantikan oleh ekspresi terkejut dan waspada. Ia berusaha mengo

Rin?" Andi berusaha terdengar tegas,

anyak dari sekadar informasi, Andi. Aku t

Karin akhirnya melihat ketakutan yang ia harapkan. Ia tah

emua ini-aku, aku nggak ma

a dengan nada penuh kekecewaan. "Aku ingin dengar semua. Kenapa kamu lakukan ini? Seberapa lama

bisa mengelak dari pertanyaan-pertanyaan yang Karin aj

a pertemuan kerja biasa, tapi kemudian, kami jadi lebih sering berbicara, lebih dekat...

keluar dari mulut Andi. Bagian dari dirinya masih tidak percaya bahwa su

dia?" tanya Karin, s

enetes. "Aku... aku nggak tahu. Aku nggak ing

an diri. "Aku nggak bisa terus hidup dalam keb

rtama kalinya, ia tampak b

lindungi dirinya sendiri dan tak lagi menjadi korban dari kebohongan Andi. Babak baru dala

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka