PECAHNYA KESETIAAN
nggap remeh. Setiap pagi, ketika Andi bersiap berangkat kerja, Karin memperhatikan caranya mengecek ponsel, bagaimana ia menyimpan tele
tif yang diberikan Maya. Dengan hati-hati, ia mengirimkan pesan singkat, menjelaskan
kafe dekat kantor Anda. Bawa detai
ti biasanya, berusaha menutupi kegelisahannya. Namun, saat Andi berpamitan
i ini, Rin?" tanya Andi sa
ak, lagi ada cuti tahunan.
a butuh istirahat," uja
, Karin bersiap-siap untuk bertemu dengan detektif yang akan membantunya. Ada sedikit rasa takut, tapi lebih
sebagai Budi. Setelah berbasa-basi singkat, Karin mulai bercerita tentang perubaha
ki aktivitas suami Anda, benar?
ebar kencang. "Ya. Saya ingin tahu apak
antor dan perjalanan harian. Akan lebih mudah jika saya memiliki beberapa info
"Nomornya ada di sini, dan kantor An
memberikan laporan awal. Saya akan mencari tahu siapa sa
nenangkan perasaannya yang bergejolak. "Ter
juan. "Tentu saja. Apa pun yang terjadi, kita
memperhatikan ponsel Andi secara diam-diam. Saat Andi meletakkan ponselnya di meja untu
san singkat itu berbunyi, "Besok kita
utan mulai menguasai dirinya. Di saat Andi kembali, Karin buru-buru mele
lik layar keseharian yang tampak normal, ada seseorang bernama
kan mencari tahu siapa kamu, Rani... dan
ri "Rani" yang ia lihat di ponsel Andi. Siapa wanita ini? Apakah dia yang ada di
i, dan menggunakan parfum yang jarang ia pakai kecuali untuk acara khusus. Karin berusaha bersikap biasa saja
t hari ini?" tanya Karin m
an Karin. "Oh, aku ada meeting penting dengan k
t di dadanya. Pikirannya langsung teringat pada pesan dari Ra
nghubungi Budi dan memberitahuka
a Rani. Mereka berencana bertemu jam delapan pagi i
ereka bertemu. Terima kasih atas informasinya," jawab
erus-menerus memeriksa ponsel, menunggu kabar dari Budi. Setiap kali ponselnya berbunyi, hat
wanita di sebuah kafe di pusat kota. Mereka terlihat akrab
ang duduk berhadapan dengan seorang wanita berambut panjang yang tampak akrab dengannya. Senyum Andi terlihat hangat, j
foto itu, panggilan dar
ik saja?" tanya Maya
ita lain," jawab Karin dengan suara berget
pi kamu harus tetap kuat. Sekarang kamu sudah tahu siapa
gkan diri. "Aku masih nggak percaya,
kamu putuskan, aku akan selalu di sini buat kamu,
ti sudah ada di depan mata, tapi hatinya masih memberontak menerima ken
ya yang dingin dan tatapan Andi yang bersalah justru membuat hatinya semakin sakit.
m dulu... tapi saat waktunya tiba, aku akan
njut, mengumpulkan setiap petunjuk, menyusun kepingan demi
ambu