JEJAK HATI YANG TERKOYAK
n. Ia menatap kosong layar televisi yang menayangkan berita, tetapi pikirannya melayang jauh, jauh dari kenyataan yang ia
lah dunia di luar kantor tidak pernah ada. Lila merasa seolah ia tinggal di sebuah apartemen dengan satu orang penghuni
begitu dingin?" Lila berg
i teman-temannya mengingatkannya akan momen-momen bahagia yang pe
lama tidak hangout! Ayo
a waktu dari Adrian. Tidak ada jawaban dari ponselnya yang terasa kosong. Lila meletakkan pons
Adrian masuk dengan penampilan yang lelah. Kemeja putihnya sudah kusut, dan
ya terdengar datar. Ia tidak menyadar
ila pelan, berusaha menyembunyik
eja. "Maaf, aku terlambat. Ada banyak hal yang ha
penuh dengan kesedihan. "Kau tahu, aku merasa ki
angkahnya ke dapur. "Ya, aku tahu. Tapi ini p
la. "Tapi, bagaimana dengan kita?
u sudah berusaha, Lila. Aku melakukan ini un
berusaha menahan diri. "Tapi aku juga ingin perhatia
gung. "Kau tahu aku mencin
berkata, suaranya bergetar. "Aku merasa s
mata yang seolah mengerti. "Apa yang bisa ak
ak tahu, Adrian. Mungkin kita perlu lebih ba
a ragu. "Kita bisa mencoba maka
ila, tetapi di dalam hatinya,
terputus dari kenyataan, seolah mereka berdua terjebak dalam dunia masing-masing. Ia merindukan cinta yang d
keputusan kecil di hari-hari mendatang
iapkan sarapan untuk Adrian, dan berharap bisa menghabiskan beberapa menit bersamanya sebelum ia berangkat kerja. Namun, harap
a mengalihkan perhatian dengan memeriksa media sosial. Foto-foto teman-temannya yang berlibur dan merayakan mo
kita pergi ke kafe baru di pusat
tuinya karena meninggalkan Adrian di rumah, ia
tu terdengar
ederhana, sedikit makeup, dan merapikan rambutnya. Saat melihat cermin,
di depan. "Lila! Akhirnya! Aku sudah menunggu lama!
," jawab Lila, mencoba terseny
tanya Maya, menyipitkan mata
ang gitu. Adrian masih sibuk. Kadang aku merasa..
itu memang sulit. Tapi kamu tidak bisa terus
in menyakiti dia," Lila me
tuk menemukan kebahagiaanmu sendiri. Jangan ragu untuk me
ama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, Lila merasa sedikit lega. Namun
tempat tidur, menatap wajah suaminya yang lelah. Meski hatinya berju
fikasi dari aplikasi pesan, dan tanpa berpikir panjang, Lila melirik layar. Nama Rian, rekan
anggil Lila, berusaha menutupi
ar. "Oh, terima kasih. Kenapa kamu terliha
Lila cepat, berusaha tersenyum. T
pan. Suasana tetap terasa kaku, meskipun m
yang menarik di kantor. Mungkin akan
lagi?" Lila bertanya, berusaha m
akan menyempatkan waktu untuk kita,"
tipis. "Baiklah
erhenti memikirkan pesan yang dilihatnya semalam. Ada rasa tidak nyaman yang mulai tumbuh di hatinya. De
pada Rian yang sedang duduk di meja sebelah. Senyum lebar Rian membuatnya
abar?" tanya Rian
la menjawab, berusaha
imana kalau kita rayakan dengan makan siang ber
tetapi di sisi lain, dia tahu betapa berbahayanya situasi ini. "Hmm, aku... ti
Baiklah, tapi kalau kamu butuh tem
tahu bahwa jalan ini tidak mudah, tetapi saat ini, ia hanya
lnya seolah menuju sebuah pilihan yang bisa mengubah hidupnya selamanya. Dalam hatinya, ia menya
ambu