I Love You, Suami Orang
ian, kamu malah enak-enakan main. Ga ada otaknya kamu ya ? Tiap malem keluar terus, main terus. Aku udah capek kerja, pulang malem, kamu suruh jaga anak lag
aka. Satu hal yang mungkin membuat langkahnya
a punggungnya bersandar. Tatapannya masih sama seperti 30 menit yang
enyedot rokoknya, hembuskan, begitu saja terus. Sampai pintu besi berderit. Dari sudut matanya dia mendapati perempuan den
Biarkan saja, nanti toh akan berkenalan. Begitu batin raka. Dia kembali ke ritual melamunnya. Ingatannya meluncur mundur ke 5
tak pernah lupa merapikan kemejanya yang kadang keluar dari orbit. Ahh perempuan yang akhirnya dia yakini sanggup menemaninya
aru datang itu meletakkan handphonenya dan melempar pandangan ke Raka. Dia bisa merasakan getirnya jiwa Raka. But who's care, bahkan dia tak mengenal Raka. Dia m
ch Joko datang dengan perlengkapan melatihnya. "ya
Mendadak senyumnya sumringah. Drastis seka
tihan bawa PR." Coach Djoko
?" Dia sadar ada murid barunya
u melempar senyum manis. "B
kenalan sama
rtanyaan Djoko. Dia hany
Dapet aba-aba dari Dojko, Raka langsung menghampiri Namira, full senyum. Sungguh ekspresi yang berubah 180 derajat
a". Sebegitu menyenangkan kah tenis bagi
paling bagus Kak Mir. Tapi ya
ki-laki yang tadi duduk melamun dengan tatapan
menyapa Raka hangat. Namira bisa mendengar bagaimana candaa
pasti latian dulu ya. Biar ga k
ri aja cukup
susu penguat tulang ? Kemarin
main. Masak aku terus yang menang
ini begitu bacot. Dia yang anak baru, memi
urang ajar." Djoko mendekati Namira, memberikan
ar senyum. "G
dusif,. Hehehe. Herannya, semua nyariin dia kalau l
Namira. Dia lirik Raka yang s
udah siap dengan keranjang bolanya. "Pasangan ya. Full forehand, masuk 10 bola. Abis pukul balik ke con
mengambil posisi sebela
nya cepet ya" Djoko sena
aja Jok, jangan
eluar sombongnya biasanya ngaco pukulannya."Ke
a. Tersangkutlah bola di net. Giliran Namira, "bepp" su
uti pergerakan Namira setelah memukul. Raka begitu takjub. P
ot. "Ayo Ka. Kalau punya masalah dirumah, jangan dibawa ke lapang
a. Dia kembali menemukan performa spin di forehandnya
hampiri Namira dan meminta maaf sambil cen
santai Masss." Matanya yamg besar memandang raka
cukup senyum, anak gadis ini pun menduplikasi mata Namira. Besar dan b
an manise kursinya. Ada baiknya dia refresh sejenak menyantap media sosialnya. 1 permintaan pertemanan baru, Abi Caraka. Tak perlu waktu lam
pa wajah istrinya. Bukannya berhenti, Namira tambah penasaran dengan paras cantik istrinya Raka. Sanji, begitu namanya tertera. Oriental
etika dirinya kedapatan sendiri. Raka juga sering memuji pukulannya, dan sebaliknya menggodanya ketika mereka sedang dipisahkan net. Ter
mencoba menyelesaikan pekerjaan secepatnya. Hingga dia punya waktu untuk minum kopi sejenak sebelum meeting. Asyik menggeber sisa-sisa moodnya, pintu ruangannya terbuka. Pere
masi barusan. "Asyikk. Pulang ce
Project gede ini Mir. Aku taku
tuk pulang. "Iya paham aku, Jenifer. Dia kan postponed meeting, bukan ca
h jam
i dul
ku jadinya ngopi
ang tambah cantik aja, karena abis operasi hidu
i kamu kem
mau telpon coach ku dulu". Kemud
tak menangkap arah
yah full ya ? Eh serius coach ? Gapapa emangnya aku
mau te
tanya masih tertuju pada h
ajakan yang menggiurkan. "Gak, ngopi aja"
fer. "Dasar genduttt". Bola matanya mengun
a keluar dari pintu sambil menepu
ng susah dieja dalam bahasa Indonesia. Namira mengendus aroma kopi murni. Se
amu kok tambah males
aja, apa gunany
kamu ditinggal sam
gigit tenggorokan Namira. "Anji
, mandiri, duit banyak, goyangan hot ... " Tak selesai ucapan Jennifer, kepalanya sudah dikeplak dengan buku menu. "h
ya Jen. Mau g
aban sahabat karibnya ini. "Eh
lebih sendu. "Hmmm, lama ga berkabar Jen. N
siksanya seorang ibu yang dipisahkan dari anaknya. "Aku semp
ar tak punya jawaban atas kondisi gad