Teman Tapi Bercinta
mn
u
tahan, y
ah telungkup di depan selangkangan Thalia yang basah. Selangkangan temen gue. Sahabat gue. Orang yang selama ini gue lindungi dari hal-hal seak sanggup mena
u di indra pengecap gue. Ah, kontol gue sudah ereksi maksimal. Gue meludahi jari gue, meratakannya di batang gue dan mengurutnya pelan, penuh tekanan. Sementara mata gue ngga
rnya yang kecil kemerahan. Gue ingat dia pernah ingin menindiknya, tapi gue bilang jangan saat dia
lam posisi telentang, tetap membola besar. Gue melupakan kelaminnya lagi, menunda hasrat gue dengan melakukan sesuatu y
putting Thalia dari samping. Batang gue terus terkocok, gue berharap bisa muncrat tanpa menjamah kelamin Thalia tanpa persetujuannya. Gue me
k turun menandakan dia masih bernapas, gue nggak akan percaya dia hanya tidur, bukan mati. Gue memperlakukannya seperti boneka sex milik gue sendiri. Tangan gue yang menganggur meremas dan merab
h dalam tidurnya. Gue menunduk mengh
liat resah, kepalanya berpaling dan mendongak. Mungkin dia ngira ini cuma
irnya yang setengah ngebuka. Thalia mengerang dengan kelopak mata mejam rapat. Gue gauli mulutnya sesuka gue. Gue jejalin pakai lidah gue, dan gue belit lidahnya di salam
u aja ngebucin seolah dia nggak pantas dicintai siapapun, dia suka ngejar seorang cowok yang udah nggak demen sama dia
lia yang udah ngelihat video itu. Dia belum ngasih lihat ke siapapun, dia juga bilang bahwa dia cuma main-main aja. Dia ngancem Thalia supaya mau
t, dia memang sama sekali nggak ngerespons. Dia pasrah aja miliknya dipompa ganas sama kontol Langit yang nggak ada setengahnya dari u
an itu sampe selesai, bukan hanya karena itu Thalia, gue juga nggak mau Angkasa penasaran dan ikut-ikutan mengeceknya. Tapi, sepintas adegan yang gue lihat saat itu hampir nggak bisa
kayak s
Kalila buat ngusir bayangan adegan video yan
asain langsung kelembutan kulit Thalia dan semua yang ada di tubuhnya? Bibirnya manis banget lagi, lembut, kenyal, halus, terus lembab banget ter
gue, Anjing, jangan suruh gue merkosa dia!" kata gue sambil ngelihat
ck.
gimana gue biasa manggil dia kalau dia lagi ngeselin. "Bangun... cegah gue... tamp
bergemi
ada
kuin ini dan sekarang
ernah dengerin gue. Dia selalu menganggap dirinya nggak akan membuat gue tertarik. Tiap kali gue bergulat dengannnya penuh canda tawa, bukannya gue nggak ada reaksi, gue nyembunyiin reaksi itu
ndongak buat ngecup keningnya. "M
buh Thalia dengan lambat. Setiap kecupan gue daratin lembut ke kulitnya seakan gue menghayati apa yang gue perbuat. Tubuh Thalia menggelinjang samar ketika bibir gue tiba di titik-t
... lu udah janji... buat selalu sama-sama gue..
mema
empii
ma gue dalam
lu-bulu kuduk gue meremang.
kan selalu sama-sama dengan l
pun mela