MUSIM DI ANTARA KITA
ngan anggun memasuki lobi hotel mewah tempat acara reuni perguruan tingginya diadakan. Gaun hitam panjang yang ia kenakan membingkai tubuhnya dengan sempurna, memancarkan aura percaya diri yang
u teman-teman lama dan berbagi cerita hidup yang beragam. Namun ada sesuatu yang berbeda di hatinya. Ia merasa hampa, meskipun ia telah mencapai puncak karier yang diimpikan ban
aian yang melelahkan, dan meskipun ia berusaha tampak tenang, dalam hatinya ia merasakan kekosongan yang mendalam. Selama bertahun-tahun, ia terjebak dalam pernikahan ta
ng baru saja memasuki ruangan. Ada sesuatu yang memikat dari wanita itu, bukan hanya penampilannya y
a percikan yang membangkitkan p
nya perlahan. Namun, ketika ia berbalik, pandangan mereka bertemu. Mata mereka saling terkunci, dan dunia di sekitar m
hirnya mereka berdiri berhadapan, senyum tipis terukir di wajah
"Adrian, bukan? Aku ingat kamu... meskipu
. Ada ketegangan di udara, ketegangan yang sulit dijelaskan. Percakapan mereka semakin dalam, menyentuh topik-topik pribadi
a. "Kita menghabiskan sebagian besar hidup kita mencari kebahagiaan dalam pe
tubuhnya. "Ya, ironi yang menyakitkan," jawabnya dengan senyum getir. "Ki
. Percikan yang mereka rasakan sejak awal berubah menjadi api kecil yang mulai menyala. Di bawah
-tiba, merasa dadanya sesak oleh campuran
k sebelum mengangguk. "A
an setelah ketegangan di dalam. Namun, ketenangan itu hanya sementara. Saat mereka berdiri berdampingan, Adrian tak bisa menahan diri lagi. Ta
i bibir Alyssa, dan dalam sekejap, mereka tenggelam dalam ciuman yang intens, penuh gairah dan kerinduan. Ciuman itu seolah-olah melepaskan semua beban yan
h dari sekadar kenangan masa lalu. Mereka menemukan awal dari sesuatu yang baru-sesuatu ya
a itu, mereka tahu bahwa perjalanan merek
penuh gairah. Hembusan angin lembut menambah ketegangan yang mereka rasakan. Wajah Alyssa memerah, dan dia menco
sik, menatap mata Alyssa dengan penuh perhat
erasaan yang sulit diungkapkan. "Aku... aku hanya tidak pernah meras
an lembut. "Kita tidak perlu terburu-buru. Kit
lir ke belakang leher Alyssa, menariknya lebih dekat. Alyssa menatap mata Adrian yang penuh hasrat, dan t
lembut, jemarinya menyusuri garis rahangnya, sementara Alyssa menggenggam lehernya, merasakannya lebih dekat
ing-masing yang berdegup cepat. Dengan lembut, Adrian memindahkan ciumannya ke leher Alyssa, menyentuh kulit
keintiman mereka. Adrian memindahkan tangannya ke pinggang Alyssa, menariknya lebih dekat, dan Alyssa meresp
gaun Alyssa dengan lembut, tangan-tangannya menjelajahi tubuhnya dengan penuh kasih sayang
ungkapan dari keinginan mereka, bukan hanya dorongan fisik. Ketika mereka saling melepaskan, nafsu yang membara itu menjadi leb
n Alyssa merespons dengan memeluk Adrian lebih erat. Dalam posisi ini, mereka benar-benar merasakan kedekatan sat
ini selamanya, merasakan setiap detik dari kedekatan ini dengan intensitas yang luar biasa. Dalam keheningan malam yang menyelimuti mereka, Alyss
andang dengan tatapan penuh makna. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan-hanya rasa salin
berkata, suaranya lembut namun p
an dan kedekatan yang baru ditemukan di antara mereka. "Aku juga t
ah bintang-bintang malam, menyadari bahwa meskipun mereka mungkin belum tahu ap
ambu