Terjerat cinta sang Billionaire
an yang bergema di dinding-dinding berlapis emas. Namun, di sudut terpencil, duduk seorang perempuan bernama Mia, mengamati sekelilingnya dengan mata tajam dan penu
di balik kilau lampu-lampu kristal yang memantulkan cahaya. Rumah Kuning bukan sekadar tempat untuk berp
ntap, penuh percaya diri. Pria itu memiliki aura yang berbeda dari yang lain, seolah-olah dia tidak benar-benar berasal dari dunia ini. Waja
ku ingin bertemu dengan seseorang yang istimewa," katanya singkat, suaranya terdengar dingin namun berwibawa. Bartender itu, seorang pri
ng dengan pandangan lapar atau niat tersembunyi. Pria ini memiliki ketenangan yang berbeda, semacam keyakinan yang jarang ditemukan
un menusuk. Suaranya dalam, mengandung kekuatan yang tidak terlihat. Mia sedikit terkejut, tetapi ia dengan cepat menguas
istimewa," katanya, lalu menarik kursi dan duduk di hadapan Mia, mengabaika
imewa?" katanya, seolah mempertanyakan maks
idak, aku rasa tidak," balasnya cepat. "Kau adalah satu-satuny
g bisa membuatnya merasa sedikit terintimidasi namun sekaligus penasaran. "Jadi, apa yang kau inginkan dariku?" tanyan
ngannya sedikit pun dari Mia. "Aku ingin tahu mengapa kau ad
lihan? Semua orang di sini terjebak," jawabnya dengan nada yang sedikit m
"Aku tidak di sini untuk mencari hiburan," katanya dengan tenang. "Aku di
. "Aku hanya berusaha bertahan hidup," katanya. "Dan jika itu membuatku ber
"Kau benar," katanya akhirnya. "Aku tidak tahu banyak tentang tempat ini, tapi aku tahu tentang orang-ora
ama ini ia coba tutupi. Mungkinkah ini adalah kesempatan yang ia tunggu-tu
danya lebih lembut. "Tapi jika kau sungguh ingin tahu ceritaku, mungkin
lebih tulus. "Mia, aku rasa kita
harapan, yang mungkin akan menjadi awal dari kebebasan yang telah lama hilang. Sebuah pertemuan yang mungkin akan mengubah
ya berkecamuk, mencoba menebak siapa sebenarnya pria ini dan apa yang diinginkannya. Ada
mecah keheningan. Ia memandang Leon dengan mata yang tajam,
asia. "Kau berbeda, Mia," jawabnya lembut. "Kau tidak seperti wanita l
lah," balasnya. "Aku tidak lebih dari apa yang kau
aku melihat lebih dari itu. Aku melihat seseorang yang belum men
ada alasan yang cukup kuat? "Aku tidak punya pilihan," katanya akhirnya, den
lebih serius. "Dan jika aku bisa memberimu pilihan
ung. "Apa maksudmu?"
isa membantumu keluar dari sini," jawabnya pelan. "Tapi kau harus jujur
, di sisi lain, kapan lagi dia akan mendapat kesempatan seperti ini? Dia
aku sudah lama meninggal. Aku dibesarkan oleh pamanku, yan
da simpati di wajahnya, hanya ketertarikan yang mendalam.
iap kali aku mencoba melarikan diri, aku selalu ke
timbangkan sesuatu. "Bagaimana kalau aku bisa m
"Kenapa kau melakukan ini?" tanyan
ngin tahu siapa sebenarnya Mia, dan mengapa kau tidak me
Jadi ini hanya permainan
permainan. Ini lebih seperti... tantangan
pannya yang membuatnya percaya, tapi ia masih merasa ada hal ya
ebasan," katanya. "Kebebasan dari tempat ini, dari kehidupan ini
ilai keseriusan Leon. "Dan apa
dengan percakapan ini," jawabnya. "Kau ceritakan
mbuatnya ingin percaya. "Baiklah," katanya akhirnya. "Aku akan c
nji," katanya dengan sua
an di Rumah Kuning, Mia memulai kisahnya. Sebuah kisah tentang kehilanga
zle yang sedang ia susun dalam benaknya. Ada sesuatu tentang Mia, sesuatu yang lebih dari sekadar ke
rpencil Rumah Kuning, berbicara panjang lebar tentang banyak hal. Tentang masa lalu Mia, t
ngis bernama Arman, pemilik Rumah Kuning, mulai curiga. "Kau pikir kau bisa
dak main-main, Arman," jawabnya ding
aku tidak suka ada yang melanggar aturan di tempatku. Mia a
Kita lihat saja, Arman," katanya. "Kita liha
i Leon tidak akan mudah. Tapi Mia melihat ada bahaya di mata Arman,
ak," bisiknya. "Kita harus bergerak sekarang
renalin mengalir di tubuhnya
kinan. "Percayalah padaku," katanya
sudah semakin dekat. Namun, apakah itu benar-benar kebebasan,
ai, dan tidak ad