RAHASIA HOTEL TUA
l Tua itu berdiri angkuh di pinggir kota, dikelilingi oleh pepohonan besar yang membuatnya tampak semakin terpencil. Seja
dan tamu-tamu yang menghilang tanpa jejak menyelimuti tempat ini dengan aura misteri yang menakutkan. Rina, seorang jurnalis berpengalaman yang sering meng
a membukanya seakan menyambutnya dengan suasana yang mencekam. Ia mengangkat ranselnya dan menuju ke pi
k kemudian, pintu besar itu terbuka perlahan, memperlihatkan ruang lobi yang megah namun suram. Lampu-lampu k
datang di Hotel Tua. Nama saya Bapak Harun, dan saya akan membantu Anda." Suaranya bera
uk menulis artikel tentang hotel ini. Saya mendengar ba
k itu. Saya harap Anda siap menghadapi apa pun yang mungkin Anda temui. Hotel ini mema
ya semakin menggebu. "Saya siap untuk apa pun. B
uno yang digantung pada gantungan kunci bertuliskan angka 13. "Ini adalah sala
etar, merasakan aliran energi yang tidak bisa dijelaska
ti dengan malam hari di sini. Banyak yang mengatakan bahwa ma
panjang koridor yang panjang dan remang-remang, Rina merasa seolah ada mata-mata tak terlihat yang mengawasinya. Meskipun ia berus
kuno, dan suara berderit dari engsel pintu membuat bulu kuduknya berdiri. Saat pintu terbuka, ia mel
tup di belakangnya, ia tahu bahwa perjalanan investigasinya baru saja dimulai, dan miste
git-langitnya tinggi dengan lampu gantung kristal yang sudah mulai berdebu. Perabotan kayu berukir yang berat mengisi ruang ter
floral yang memudar, dan jendela-jendela besar di sisi kamar tampak buram oleh waktu. Saat ia melangkah ke arah jendela,
n-akan ada bisikan yang datang dari arah belakang. Rina berbalik cepat, tetapi tidak melihat siapa-siapa di
eja rias dan mulai mengetik, mencatat kesan pertamanya tentang kamar tersebut dan informasi yang diperoleh dari Bapak Harun. Ketika ia s
arah pintu dan melihat celah kecil yang terbuka. Ia berdiri dan menutup pintu dengan hati-hati, memastik
ya dan kamera yang siap, ia keluar dari kamar 13 dan mulai berjalan menyusuri koridor hotel. Suasana di luar
satu kamar, ia menemukan sebuah pintu kecil yang tampaknya mengarah ke ruang bawah tanah. Rina merasa ter
merasa perlu untuk beristirahat dan mengumpulkan energi sebelum mengeksplorasi lebih lanjut. Rina kembali ke kama
Rina membuka mata dan duduk di ranjang, berusaha mendengar lebih jelas. Suara itu semakin ker
Ia melangkah keluar dari ranjang, berusaha melawan rasa takut yang merayap di dalam dirinya. Suasana malam di hotel semakin men
ambu