PETUALANGAN KE KOTA PARIS
r. Perjalanan emosional yang penuh liku dan kelelahan batin itu telah menguras seluruh energinya. Perceraian dari Daniel, pria yang pernah ia pikir akan menemaninya seumur hidup, meningga
ia mengemas barang-barangnya, meninggalkan rumah yang pernah ia bagi dengan Daniel, dan memutuskan untuk membeli tiket sekali jalan ke Paris. Kota itu baginya bukan
uat tangannya berkeringat. Ia menutup matanya sejenak, menarik napas panjang, berusaha meredakan ketegangan y
dengan lembut. Meskipun lelah secara fisik dan emosional, ada sesuatu dalam suasana Paris yang segera membangkitkan semangatnya. Jalanan kota yang ramai, arsi
tu berada di sebuah bangunan tua dengan balkon kecil yang menghadap ke jalanan berbatu. Saat Elena membuka pintu dan masuk, ia langsung merasaka
g ia buat dari dapur kecil apartemen itu. Dari balkon, ia bisa melihat hiruk-pikuk kota di bawahny
enar-benar sendirian. Tidak ada Daniel, tidak ada teman-teman dekat, tidak ada keluarga di dekatnya. Ini adalah mom
ia kenal, kesempatan untuk menemukan kembali jati dirinya. "Aku akan m
n cepat, seolah-olah ia sedang berdialog dengan dirinya sendiri. Ia menulis tentang rasa sakit, tentang harapan, tentang impian yang masih ingin
am hidup Elena. Ini adalah langkah pertama dari perjalanan panjangnya-petualangan y
arsitektur klasik. Hening. Hanya suara samar dari lalu lintas Paris di kejauhan yang menemaninya. Tiba-tiba,
aire terdengar ceria, meskipun sedikit
l tersenyum, meski perasaan campur aduk masih mendominasi.
n. Paris itu besar, dan kamu sendirian d
rasa begitu. Hanya saja, semuanya terasa berbeda dari apa ya
u saja butuh waktu. Lagipula, Paris kan punya cara unik untuk memperkenalka
cuma... merasa kosong. Aku ingin mulai lagi, tapi rasanya seperti aku se
n hanya untuk lari. Kamu ke sana untuk menemukan dirimu sendiri lagi. Untuk
benar. Ini hanya... Aku pikir aku akan merasa lebih baik be
lai dengan hal-hal kecil. Besok, pergi ke kafe yang ada di sekitar apar
nyum kecil di wajahnya, merasa sedikit le
. Ia berdiri, berjalan ke balkon kecil yang hanya cukup untuk dua orang berdiri berdampingan. Udara sore terasa sejuk, dan dari tempatnya berdiri, ia bisa me
inya sendiri, "Aku di sini sekarang. Ini adalah hidup
cokelat panjang, mengambil tas kecilnya, dan turun ke jalan. Begitu melangkah keluar dari apartemennya, suasana Paris malam hari langsung menyergapny
temaram menarik perhatiannya. Jendela besar kafe itu memamerkan suasana hangat di dalam, dengan be
suasana terasa nyaman. Ia memesan secangkir teh herbal dan sepotong croissant
l panjang dengan selendang di lehernya, terlihat seperti salah satu seniman yang sering digambarkan di film-film. Pria itu melirik sekel
penuh penyesalan, cepat-cepat mengeluarkan sapu tangan dari s
muncul di bibirnya. "Tidak apa-apa,
aku yang menggantinya. Aku benar-benar ceroboh." Dengan cep
suasana hening sejenak. Namun, pria itu menoleh ke arah E
annya, tetapi kemudian mengangguk. "Ya
mandang kota ini. Paris sering memberikan kesan pert
l dan memperkenalkan
kecil tentang Paris dan seni mulai mengalir di antara mereka, menan
ambu