MISTERI DI RUMAH TUA
ini terasa dingin dan lembap, diiringi oleh suara jangkrik yang nyaring. Rani menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debar jantungnya yan
i seperti penjaga misterius. Cat dindingnya mengelupas, menampakkan warna asli yang telah memudar oleh w
, merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Rumah tua ini memang tampak angker, seperti yang diceritakan penduduk setempat. Na
Pintu kayu yang berat itu tampak kokoh, tetapi engselnya berderit nyaring ketika ia
ndela-jendela yang kotor hanya mampu menerangi sebagian kecil ruangan. Rani meraba dinding, merasakan tekstur kasar ya
piano tua yang tertutup kain pelapis. Di sudut ruangan, terdapat sebuah kursi goyang yang tampak usang.
tu menakutkan, tetapi ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia memutuskan untuk menje
yang terbengkalai. Ia menemukan buku-buku tua yang berisi catatan-catatan tangan, foto-f
ertas. Ia membuka salah satu kertas itu, dan terkejut ketika melihat sebuah tul
pa yang dimaksud dengan tulisan itu, tetapi ia merasakan ba
di desa. Ia harus mencari tahu lebih banyak tentang rumah tua i
g menggema di keheningan malam. Ia berjalan menuju mobil, rasa takut dan penasaran bercampur aduk dalam di
endiri, mencoba meredakan rasa takutnya. "Atau mungkin
ir jernih. Ia datang ke sini untuk mencari inspirasi, bukan untuk ketak
rumah. Ia menoleh, matanya tertuju pada jendela ruang belajar yang terbuka
i menyergapnya. Ia merasakan sesuatu yang aneh, sesuat
yang redup menerangi ruangan, menampakkan bayangan-bayangan samar
. Sebuah bayangan gelap melintas di depan jendela, lalu
ntungnya berdebar kencang, napasnya tersengal-sengal. Ia tidak tahu apa yang telaIa harus pergi dari tempat itu. Ia harus mencari tempat yang aman.
kembali. Ia akan mengungkap rahasia yang tersembunyi di balik dinding-dinding rumah
henti memikirkan kejadian di rumah tua itu. Bayangan gelap yang melintas di depan jendela,
, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanya halusin
a takut itu tetap menghantuinya. Ia merasakan sesuatu yang aneh
langsung masuk ke dalam, mengunci pintu dengan gemetar. Ia membutuhkan waktu u
pulpen. Ia memutuskan untuk menuliskan semua yang tel
ni di buku catatannya. "Ada sesuatu yan
n misterius di kertas itu. Ia juga menuliskan tentang rasa tidak nyama
tu," tulis Rani. "Mungkin itu bukan tem
dengar ketukan pelan di pintu. Jantungnya berdebar kenc
g wanita tua berdiri di luar, matanya menatapnya dengan tatapan tajam. Wanita itu
ikit, mencoba melihat
mencari seseorang?" tanyaum, menampakkan gigi-g
ngin tahu," jawab wanita itu dengan
tidak tahu apa yang harus dikatakan. Ia m
am kamar, menutup pintu di belakangnya. Rani terpa
itu. "Aku tidak akan menyakiti
curiga. Ia tidak tahu apa yang harus dipercaya. Ia mera
?" tanya Ra
lagi, menampakkan gigi-gi
ita itu. "Dan aku ingin membantumu menemu
tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia meras
sud?" tanya Rani dke Rani, matanya menatap
jawab wanita itu. "Tetapi kamu
Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia merasa terjebak dalam seb
hu rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding-dinding rumah
menenangkan dirinya. Ia harus beran
khirnya. "Aku akan berj
uas. "Bagus," jawabnya. "S
an gelap menuju rumah tua itu. Ia tidak tahu apa yang menantikann
ambu