Baby Boss: Istri Kecil Tuan Asher
nya ada
n pria berkemeja kotak-kotak itu, Levan Adam. Temannya sejak
, ja
a kecoklatan itu berusaha menangkap mata Brigitha yang
Brigitha terlihat lesu dan tak semangat. Perempuan itu juga sering kali melamun saat dosen
e lagi k
pelan, tak ingin membuat B
um om-om," ucap
agi saat mata Levan membulat, terlihat begitu syok. P
om itu bakal cariin gu
mana? Lo s
ti terkejut mendengar dia mencium seorang pria karena selama ini B
lak karena udah janji bakal lakuin apapun tantangan yang dika
menutupi wajahnya. "Gue takut sama om-om itu. Dia pasti marah kare
yang tak bisa dia keluarkan. Sebagian besar adalah kata-kata makian seperti 'bodoh' untu
mpuan itu menuruti tantangan mencium orang asing dari temannya. Kecuali perempuan-perempuan 'nakal', perempuan waras pastilah menolak ha
Brigitha. "Bri, kenapa
nada kesal Levan. Hal itu tak luput dari perhatian Levan. Bibir tebal Brigitha,
patnya, me
tahu kalau Brigitha tak pernah berciuman? Tentu saja dari celetukan gadis itu send
aja?" kesal Levan, tanp
ng ke bawah sedih. "Jangan marah dong, Van
basah oleh air mata, membuatnya lagi-lagi membualatkan mulut. Dia sungguh
nggak marah, ko
ik dagu gadis itu agar mau mendongak. Dua tetes air mata sudah mem
ah banget karena dicium sembarangan. Gimana k
karena cium orang." Levan memberi dua te
izin!" Di akhir kalimatn
pria itu marah. Padahal sekarang ini, panggilan disertai maksud mengggoda saja b
e udah lakuin
mbantah seperti apa. Apa yang dikatakan Brigitha benar. Gadis itu bisa saja dit
ama sama Papa," rengek Brigitha,
Jangan takut, Bri. Lo p
ue percaya. Tapi gimana
lembut, berusaha memberi ketenangan pada gadis itu. Rasa cemburunya kini hilang m
pengacara hebat kalau
Dia masih menangis, bahk
Gue harus minta maaf ke om-om itu.
guras air mata. Dia yang menangis tersedu ketika kecebong di pot
.
a. Supaya perasaan gue membaik. Lo jangan khawatir,
ah Levan. Dia memutuskan untuk izin pulang dengan alasan sakit pada dosen. Karena mata serta
is. Levan mengatakan padanya untuk memperbaiki mood sebelum pulang. Temannya it
s krim. Dia langsung ke depan etalase kaca yang menunjukkan es krim berbagai rasa. Sekita
anis itu bisa hilangin rasa sedih. Kasihan orang yang nggak suka
idak dalam mood belanja, jadi tidak ada satu toko pakaian pun yang Brigit
k duduk sejenak. Kakinya lama-lama terasa pegal karena hanya berputar-putar s
-temen pasti lebi
ng menginjakkan kaki di sana. Ada sepasang kakek nenek, bapak ibu, para remaja, atau b
n mata minusnya. Untungnya, dua pria bersetelan formal itu berjalan
oh
a mengenali wajah pria yang
rak vas besar hingga tersungkur. Suara gedebuk itu mengundang perhatian
a mengangkat tasnya untuk menutupi wajah, ban
terpaksa ditangguhkan dahulu. Brigitha terlalu takut b