Ternyata, Cinta Tidak Semenakutkan Itu
perpustakaan kota, siapa yang menyangka the r
n Nasya masih memilih-milih buku yang akan dia baca. Aina
ruugg
" rinti
terburu-buru menuju pintu keluar. Laki-laki itu men
cap laki-laki itu sambil m
dari tangan laki-laki
alan hati-hati do
urkan tangannya kepa
na lebih memilih duduk di sofa perpustakaan yang sudah di sediakan sambil mel
alu. Michael membalas senyumann
alau sama cowok. Dingin, datar, cuek, tapi di
amanya Aina?." Tanya Mi
ya
rpustakaan itu aku atau kamu si?." Tanya Aina dengan
yang berada di rak perpustakaan. "Dah, Michael." Nasya pun lari
n gadis itu. Gadis yang tidak terlalu tinggi, mengenakan pakaian gamis polos berwarna hitam d
tahun dia mengajar di salah satu Universitas yang berada di Jakarta, dan sekarang ia meminta di pindahkan mengajar di caba
a cowok. Apa alasannya? Kenapa dia bersikap seperti itu pada laki-laki? Apa dia tidak suka l
**
at Aina membalik lembaran buku, Aina menemukan kata-kata
an akan merasakan banyak kebahagiaan. Yang hari ini gaga
adi orang asing yang seperti tidak saling mengenali. Yang hari in
membenci, bisa jadi di masa depan akan saling mencintai. Yang hari in
wist kehidupan yang akan dirasakan. Maka dari itu, tetaplah berusaha dan berdoa. K
kologi - U
luka dan juga keadaan. Tapi ia masih trauma dengan laki-laki, karena ia beranggapan kalau laki-laki itu kasar, suka menyakiti hati perempuan.
sepi. Pulang yuk." Ajak Nesya. Aina melirik kanan k
utup bukunya dan menaruhnya ke
perempatan jalur jalan
yah buatin surat
sya sambil menga
warna hijau yang mengartikan par
aa
aa
teriak di sepanjang perjalanan. "Huuuaaa aaaaa aaaa aaaaa." Karena dengan begitu beban hidupnya tak terasa, walaupun Aina seorang guru Ag
tt," setelah Aina sampai rum
Aina, dan ia langsung berjalan menuju kamarnya untuk
upa Aina membaca d
ahya wa amut wa bismika amut, aamiin." T
**