Jatuh Cinta Pada Ibu Susu Anak ku
kebutuhan Nina dan yang lainnya. Nina boleh memilih apa sa
uk kebutuhan MPASI Axelle. Sebenarnya Nina lebih suka berbelanja di pasar lebih murah dan lebih
Ia memilih protein tinggi itu sendiri kemudian dimasukan ke dala
hendak turun dari dalam gendongannya. "Axelle belum bisa, di rumah saja ya." Ia
pun Ax
lah membebaskan Axe
akan gendongan ini?"
endongan dan melihat Axelle
nap
lantainya kotor." Nina masih berusaha me
aya bayar dulu." Perintah Hans la
gak tenang. Tapi, sekarang tangan mungilnya menarik-narik kain baju Nina dan 'ndu
ak Hans, anakny
sudah khawatir kondisi Axelle. "Saya masukan ini dulu." Hans mengangkat kresek-krese
, Nina masuk lebih dulu ke mob
ah
harganya di hadapan Hans. Mengeluarkan nipple-nya pada Axelle. Tapi, usahanya s
lle gak m
mesin mobilnya, batal. Axel
ruanga
sud
. Ia ingat tadi di mall ini ia melihat
ruang laktasi. OMG. Ruangan itu berbentuk kubikel beruk
mau nga
yang nga
iya
Anak ku udah kl
ns lalu membuka satu persatu kancing dre
ir Axelle menyedot nipple-nya kuat. Dan tergigit. Nina
ak
hanya menerawang tembok di depannya. Sunyi, selain deru
tinya mau tum
arka
pat ya. Padahal ini baru 7 bulan, sudah bisa dudu
ia juga sampai memperhatikan tumbuh kembang Axelle setiap har
g sayang. Saat pertama kali berjumpa dengan bayi mungil, lucu, tampan dan menggemaskan. Semua Axelle borong menja
ngg
ada Ruth, ibunya yang tanpa hat
uth memijat perutnya secara paksa dan m
uth sambil menahan sesak di
eorang single mother yang bertahun-tahun menjanda. Tidak mungkin itu darah
aya, dok? Dia baik-baik
r itu menggantung. Ia s
titi dimana dahi sang dokter berkerut. N
y anda mengal
'. Help, ada yang bisa memberikannya jawaba
s. Jadi kami harus melakukan tindak
ukan pada perempuan yang sedang kegagalan h
m menikah dokter, b
buat. Dokter pun tidak bisa memberi jawaban pasti, yang jel
rrr
ak berselang lama, rentetan serbuan air hujan turun seolah berkejara
anjutnya. Setelah keluar dari ruang tindakan hampir 4 jam dan di pi
k ada orang lain yang ia lihat selain Nina gadis yang masih peduli padanya walau Ruth sering menorehkan luka dihatinya. Bahkan sudah
eras dan harus berdiri di atas kakinya sendiri. Namun, kadangkala elter egonya muncul Ruth terpaksa melakukan hal-hal kotor unt
in
ayinya, Axelle. Lantas menangkup dua tubuh kecil itu ke dalam dekapan tangannya yang kekar dan juga kuat. Kalau saja ia meladeni c
the
dalam gendongan Nina, membaringkannya di sofa sebentar. Untung, bayi
Hans, membenahi pakaian Nina yang terbuka. Menarik cup branya agar dua gundukan itu bersembunyi kemb
Hans malah seperti mengurus dua bocah kecil. Menggendo
ya sekonyong-konyong datang ketika
uan. Tolong panggil bi Marn
, tuan?" Ia masi
at p
ak suka dibantah. Hans turun lebih dulu ke back d
lle." Dayat baru datang diik
mobil, keduanya saling pandang antara Dayat dan bi Marni. Ada apa sebenarnya? Hans mele
ngga, kamar Nina ada dilantai dua di ujung lorong. Dayat masih mengekor lalu melangkah lebi
sakit
jat pelipisnya. "taruh saj
Marni beranjak.
suk semua barang-ba
amang wajah Nina yang tak bergeming sedikit pun. Ia mendekat, berdiri disisi ranjang. L
hangat.'
dia s
r mencari bi Marni yang baru saja membantu Da
ujung anak tangga. Tak butuh waktu lama bi Marni mengabul
n? Biasanya ini un
menga
saja, tuan." Bi Marni