KATA AKSARA
ng berlari ke toilet dimana t
aK
ot ke lantai, butiran sesal
gi gue Cuma bisa bikin l
hbac
erkuncir dua seraya mendoron
AAK
ara kecil hanya bisa berteriak histeris melihat temannya t
ta – kata itu yang bis
rus mengalami gegar otak dan tak sa
hbac
i.
r gerbang sekolah, tanpa Ia sadari seseorang
ilet tempat dimana Nona Airin terkunci
menerawang jauh lalu menoleh pada putri sem
kamu dan Aksara ayah tidak aka
telah masuk ke halaman rumah sederhana t
asa di bawa oleh suaminya masuk ke halaman, hatinya mulai tenang. Apa lagi saa
Tanya Bu Fatma begitu
lelahan, tadi dia terkunci di toilet se
agai mana bisa
, sekarang dia sedang tidur biar ayah bawa dia
a y
uk ke dalam rumah kemudian m
an kecepatan tinggi ke rumah Airin, sesu
menit seb
ehkan Aksa minta
untuk
ceritakan di rumah, sekar
ih kirim
pi
mobil dan melanjukan ke alama
mobil itu masuk ke dal
l menoleh kanan kiri melihat nomor rumah
papih... pasti
u melihat pada ponselnya dimana sang ay
lagi, ini
kan sekali lagi nomor rumah yang tertera pada dinding t
G N
hendak ke dapur mengurungkan niatnya d
m, Bu." Sapa
Aks
t saya?" Tany
ayo masuk ayah Ai
k ke dalam rumah setelah Bu Fatm
asti kamu ada perlu de
a Aksara juga turut andil dal
ya mengangguk lalu dud
tahui niat Aksara datang ke rumahnya. Pak Tara tahu jika Aksara bukan anak yang
tang ke rumah saya? Papi baik – baik saja
uk menyampaikan permintaan maafnya, untuk kesekian kalinya Ia harus menghadap
ak Tara seol
maaf pada Airin
memint
sesunggu
hm
atas kejadian Airin terkunci di to
keningnya, "Maksud
jar papih, lalu teman Aksa mengunci Airin di dalam toilet, saat Airin berteriak minta tolong saya yang mendengar, ta
san dan kelaparan, namun saya harap Den Aksara tidak mengulanginya lagi, siapapun yang meminta tolong entah itu musuhm
akan menjadi kan in
sekarang k
gnya Den Aksa
ntuk menemui Airin, saya punsadar diri jika karena saya, Ai serin
erjadi pada Airin bukan karena Den Aksa, tapi semua
idak akan mengan
nah mengatakan apapun pada saya, bahkan dia berkata jika terkuncinya d
ut betapa hati Airin tidak pernah
ganggu Airin, saya yakin Airi
kebenciannya dengan wanita yang sok lugu dan sok cantik menjadikan Aksa gelap mata, menganggap semua perempuan sama di m
aya janji tidak akanmenganggu tidurn
u mengangguk, "mari sa
a kasi
uatu?" Tany pak Tara seraya berjala
hkan
egitu menyayan