Senja dan Langit
n ia sangat membencinya. Baginya langit dan segala is
pertunjukan Tuhan tersebut. Baginya, langit ketika senja jau
aran awan. Seolah sedang protes pada mereka karna mereka benar-benar ber
a impikan kalau suatu hari Mama punya anak perempuan." Akasa berbicara dengan nada yang bahagia
mengiklaskan langit mendung. Aka harus gimana, Ma? Aka
terakhir Mamanya. Langit hari itu sangat mendung, tapi hujan tidak juga kunjung turu
dimana akan menjadi hari terakhirnya melihat Mama tersenyum ke arahnya. Tap
diri. Dahulu biasanya Akasa akan senang memotret segala hal, mulai dari awan yang begitu in
at matahari terbenam itu Akasa bisa kembali mengekspresikan diri, jiwanya yang mati pada siang hari berangsur hidup lagi. Akasa sangat suka d
an dari kamera ini, rumah kita sekarang banyak foto-foto Mama, Ayah juga Aka. Seengaknya, bikin Aka nggak bener-bener n
t Ma, sakit karna kehilangan Mama. Aka nggak berani jenguk
benar terpukul karna kehilangan istrinya hingga ke tahap sedikit memiliki gangguan jiwa, sudah hampir 3 tahun tapi belum ada tanda
tuk sedikit mengobati rindunya pada sang Ayah, laki-laki itu kembali
up Aka kayak gini, tapi Ma, Aka pe
ahu itu. Tapi ia benar-benar berharap suatu hari nanti bisa tersenyum lebar dan mengikla
ma, Aka sayang
rsedih. Di samping pusaran sang Mama, Akasa masih menundukkan kepala
rapa menit, kemudian tiba-tiba dia merasa tidak terguyur hujan l
udian menoleh ke samping, mendapati sepasang sepatu putih yang sudah tertutu
sembari terus memayungi Akasa tanp
ling terhubung yaa? Buktinya saat kamu