Taruhan Nasib: Suamiku yang Tak Terduga
n pertanyaan yang di
menjawab, "Aku tidak tahu
u tersenyum dingin saat memberi tekanan leb
engalir di lehe
arang jauh lebih besar diban
akutan, Kirani berhasil berbicar
ia yang tidak dicintainya. Pada akhirnya, dia memohon, "Pak, aku belum pernah melihat wajahmu,
tah bagaimana berhasil
n pisau yang menekan
engar suara ke
ini! Kita harus
njadi kaku. Dia menarik Kirani bers
tah dengan tegas
ar-benar t
eka menem
rbuka. Pria itu meraih pinggangnya dan be
A
rani terdengar d
terkejut menyaksikan pema
t, mereka pergi
Buang-buang
harus memeriksa tempat lainnya. Dia ter
ai
itu akhirn
pi, kemud
r, dan pipinya memerah.
a asing itu terdengar lebih p
olehkah aku p
gantinnya, Kirani merasakan cam
, tatapannya tertuju pada gaun pen
lalui jendela, menerangi
ti sesaat,
nnya beberapa tahun lal
dia mendapatkan
rubah p
Kirani
"Apakah kamu benar-benar bersedia menikah dengan
ada gaun pengantin
tu saja dia t
ri Kirani sudah member
nganya, "Bagaimana kalau kita melanjutkan apa yang baru saja kita lakukan? Orang-
i bin
am? Apakah hal
ianatinya, dan sekarang pernikahannya di
k jahat, menuntunnya untuk memiliki i
penyusup tadi, dia bertan
idak akan
lanjutkan!" ucap Kiran
dak ada yang akan mengetahu
ncium lembut telinganya, bibirnya deng
lam pertama
tika Kirani bangun,
ak terlihat
gakhiri hidupnya di sua
hatinya, apalagi mengingat mereka telah ber
tiba, pintu d
al bergegas mas
u telah melacak
hanya untuk dihimpit ke dinding
pati dirinya terlempar ke ka
, "Begitu banyak orang telah mencarimu sepanjang malam! Bagaimana bisa kamu
dia bertemu tatapan Mayang dengan sikap menantang.
dah
ngangkat Kirani berdiri. Dia menawarkan senyuman
dari cubitan Mayang, Kirani merasa sedi
hun-tahun di mana kamu dan ibumu tinggal bersama kami. Sekarang, ketika tiba giliranm
bahwa Fauz
"Aku akan membayar kembali semua
tang uang, tapi, kudengar ibumu membutuhkan transplantasi g
mengepal kar
idak punya uang