Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan
emakin dekat diiringi dengan de
duk di lantai. Ia segera mendekatin
aik saja?" suara Emily terdenga
-baik saja?" Emily kembali mengulang pertanyaannya
iba-tiba tangan Daniel menghentikannya.
ya Emily dengan kekhawatiran y
gguk lemah se
p Emily dengan suara yang lega kemu
berjalan tetapi Daniel menghe
mpat duduk terdekat agar
Saya akan segera kembali," ucap Em
ya yang terengah-engah. Dia berlari kecil karena t
ngan nafas yang masih terasa berat, samb
p Daniel sambil men
egitu tiba-tiba tadi," ucap Emily
nafas dalam-dalam sebelum bertanya, "Sa
ta pulang karena sudah te
mencoba untuk mengistirahatkan pikirannya. Mobil melaju di jalanan yang ramai, dengan suara kendaraan dan lampu-lampu yang berkedip-
rang jalan. Emily, yang duduk di samping sopir, menutup matanya dan dengan refleks berteriak terkejut. Sementara i
tanya Daniel, masi
taksi dengan suara bergetar, kemudian segera kelu
ati. Emily yang melihat Daniel keluar, segera menyusul dengan kekhawatiran di hatinya. Mereka berdua
menceritakan tentang perjalanan panjang yang telah dia lalui dalam hidupnya. Dia mengenakan pakaian lusuh yang terlihat t
a Emily khawatir tetapi nenek it
nuh harap, sementara tangannya sedikit gemetar memegang ujung r
pertinya dia tidak mengerti baha
n bahasa Thailand tetapi dia juga tidak menj
asakan getaran aneh merambat di seluruh tubuhnya. Dia memandang nenek it
b nenek tua itu menggunakan
gan bahasa Inggris?" tan
g? Saya ketinggalan bus terakhir. Rumah saya sedikit jauh dari sini," nenek itu mema
tu yang tidak beres. Namun, Emily sepertinya hanya terfokus pada nenek
pulang, Pak?" tanya Emily, raut kh
sembarangan orang, Emily. Apalagi kita tidak
pal nenek tua itu menebak dari ekspresi
ecil di pundaknya. Dia mengeluarkan selebaran uang dantolonglah saya," ucap nenek it
yang penuh harap dan kekhawatiran. Sementara,
utuskan. "Simpan saja uang itu. Ikutlah dengan kami," u
i membantu nenek itu masuk ke dalam mobil, membawanya dudu
bil melaju perlahan di tengah jalan berliku, sementara nenek itu mu
n senyum kecil di wajahnya. "Ada jalan setapak yang tersembunyi di antara semak belukar, keti
anting-ranting yang menjulang tinggi menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan di jalan mereka. Namun, sopir deng
lalui terasa semakin menyempit dan terpencil, ditambah dengan hamparan pepohonan yang
idak beres dengan situasi ini. Nenek itu terlihat lemah dan rapuh
di tengah hutan yang sunyi, dengan jendela-jendela yang gelap dan pintu kayu yang telah dimakan usia. Rumah itu terlihat sedikit mistis. Meskipun n
gan rasa syukur atas bantuan yang telah mereka berikan. Sementara nenek itu menatap Emily, Emily hanya bisa terpaku melihat bangunan tua yang
umahnya dengan langkah yang gemetar. Saat tiba
tar sebagai tanda terima kasih atas bantuan yang telah kal