PPKM (Pelan-Pelan Kamu Menerimaku)
ang sama dalam hidupnya; bangun pagi, mandi serta sarapan, berangkat kerja, pulang, dan tidur. Sesekali ia duduk dua hing
bali. Mengambil jatah cuti yang sengaja ia kumpulkan untuk berkunjung nantinya namun, ka
anyak siksaan yang mende
h. Ketika ia menyadari, kalau Jess memiliki ruang tersendiri di hatinya, ia terbiasa
belakangan ini. Ada meja rias juga satu standing hanger berisi tas berwarna mencolok di sudut. Satu meja dengan laptop serta beberapa jajar buku bisnis d
ua orang tuanya. Yang mana Arslan yakini, ini foto Jess dengan kedua orang tuanya. Satu hal yang pada akhirnya Ar
g di lehernya. Menerima kecup dari kanan serta kiri dari kedua pengapitnya. Lalu di ba
bali potret itu seolah ada satu tarikan ku
ruang laundri di samping dapur. Langkahnya ke arah balkon, tapi keberadaannya
lewati meja makan. Ada satu notes di mana notes tersebut ditindih secangkir kopi dengan caramel di
kan. Ada beberapa kaus lo di sini, kan? Enggak pakai pewangi gue, kok. Gue masih ingat pr
elum balik, lo kalau mau
toni
l
ya tentang kamu, saya suka." Di seruputnya pelan kopi yang sudah mendingin ini. Lalu pirin
san ia menyantapnya terutama buatanya sang ibu. Namun kesenangannya berges
nyenangkan versinya. Pasti berbeda dengan yang g
sa buat," kata Arslan deng
ngan wajah jengah. "Habiskan. Kalau enggak habis, g
"Kalau enak, past
kalah rasanya d
erlu memastikan hal ini. Sejak berita kehamilan Jess mencuat,
ami kasih tau i
menga
perti ini buat g
bisa dibilang mudah dibuat tapi sang ibu membuat dengan beberapa bahan dan bumbu tambahan. Arslan tak sangka, kalau Jesslyn melebihi ek
mulu sama gue." Jess mendorong pelan kursinya.
ke man
e harus berjuan
dia memilih kata-kata itu sebagai balasannya. "Tapi ini w
arnya," sungut Jess sembari meletakkan piring kotornya denga
ih suka memanggil Elyn da
"Gue enggak suk
bir saya buka
mengacuhkannya. Pria itu malah menyantap sarapannya dengan santai tanpa beban
mem
apartementnya hampir jelang tengah malam, menumpang tidur juga sarapan, dan kini memancing emosinya? Ya Tuhan! Salah
ng ada di tengah meja. Membersihkan sisa remah roti atau mayonaise yan
ya. Gue yang nyiapin itu semua buat lo. Nyadar
i. "Saya enggak min
in kala
n mel
arapan yang
angkit, meraih lengan gadis yang kini menatapnya
. Mungkin saking terkejutnya, ia tak sadar
enyum gitu. Biar enggak pusing kepala saya ngadepin kamu yang selalu
alam dekapan Arslan, Jess sontak men
dirinya pun duduk di tempat yang sama dengan p
enggak berhenti berj