I won't to erasse you
menampakan seorang pria berseragam hitam khas sopir keluar dari pintu depan dengan rengkuh berjalan ke samping mobil dan mem
dengan kaki jenjang, sneakers hitam yang ia gunakan menyempurnakan kaki indahnya menarik banyak tatapan menyambut kagum. Sejenak gadis itu kembali menghentikan pergerakannya sa
mulut mungil gadis itu. Jemari lentiknya bergerak
gan nada kecewa pada pak Bandi ya
a menatap wajah lawan bicara karena kikuk, gadis itu meng
. Disambutan tatapan para gadis berjilbab dengan berbagai macam isi kelapa. Mereka mener
d bar
aiannya sep
itu sampai di telinga si gadis. S
itam yang tergerai panjang menyentuh pinggang. Mata yang bulat ber iris coklat. Hidung mancung. Cant
epan kelas yang bertuliskan
k Bandi tersenyum. Gadis itu mengan
an langkahnya, mungkin ini adalah kesempatan terakhir jika ia masih memiliki nyali untuk ber
is ia ukir sebelum tangannya menar
. Gadis itu menjawabnya dengan anggukan. Ke
n." Guru itu tampak menyambu
a teman-teman!" Gadis itu mengakhiri perkenalan dengan senyuman kecil yang di sambut dengan senyum
teh salah seorang pria bertubuh gempal dengan menunjukan senyum j
aku enggak?" Jawaban ngawurnya berhasil
ita." Teriak murid lain
*
!" Ajak Annisa. Seorang gadis yang duduk di samping Elisha. Ke
jia
lu aja. Siapa
Aku ag b
ak ada aturan harus ber
Bukan berarti aku masu
abul ilmi
awab Elisha
sha mengikutinya ke masjid miftahul ulum untuk meng
Annisa meninggalkan Elisha di halaman masjid. Elisha mengedarkan
kan perhatian Elisha. Sontak ia berbalik ke
ah mendekat pada pria yang terlihat
an mendapati lawan bicaranya m
sha semakin penasaran dan ber
belakang langsung menarik Elisha u
ta yang dibicarakan. Mata si pria mendarat pada wajah cantik dengan rambutnya yang tergerai. Merasa sedang di tatap pria GANTENG, bukannya menunduk
i pria sambil mengalihkan
sambil menyikut Annisa mel
at O. "Ouh.." Kembali dengan senyuman manis Elisha lang
kak siapa?" Ucap Elisha tetap dengan senyuman manis. Pria itu tidak menerima ul
rizi. " Jawa
" Bisik Annisa samb
keresahan Annisa dan tetap tersenyum
usahakan tutup auratnya
ah sodoran tangannya menjad
h.." Timpa
m warrahmatullahi wa barraka
." Celetuk Elisha sambal menatap p
laman. Kalo bisa jaga jarak satu atau
napa? Pe
fanatik banget. Nanti
juga
pi
ngsung menyodorkan pasmina panjang. Dengan senyum lebar Elisha melilitkan
nya masih k
ahl
llahaladzi
isebrang sana para ikhwan duduk menghadap kepada para Akhwat sambil menundukan pandangann
penuh wibawa membuat para akhwat d
m warrahmatullah
kesetiap sudut masjid mencari pria yang tadi di temuinya, di sana rupanya, di sudut paling kiri
" Gumam Elisha pelan, tida
Elisha bahkan pria yang sedang ia pandangi. Elisha gelagapan ketika mani
un ukhuwah silaturahmi bersama kami." Tutur Latif dengan tenang d
Sahut yan
mun mulutnya terasa berat sekali. Kapan aku da
kembali ke tempat asalnya saja? Tentunya disana ia merasa lebih bebas, dibandingkan tempat in
jah Annisa yang terlihat menikmati ceramah yang di sampaiakan Ustadz Alif. Sesekali terli
selain dari ustadz Alif yang terlihat sangat serius ingin perkataannya sampai ke hati murid-murid. Lagi, El
a, ya? Elisha memandang lekat