DIBALIK WAJAH ZIZIE
oleh cahaya yang keluar dari sisik-sisik dan dari satu mataku yang berbeda itu
u sungguh sangat khawatir kenapa sopir keluargaku tersebut belum juga sampai di sekolah. Aku mencoba menghubungi pak Maman sopir pribadiku tersebut, aka
epuk pundak ku dari arah belakang. Aku pun men
temannya Nia dan Sherly, geng yang kerap m
lu punya anak kayak lo, aneh! Wajah bersisik dengan mata yang berbeda. Gue heran deh sama orang tua lo, jangan-jangan lo ini anak pungut kali yah! Nggak ad
ebagai manusia yang juga mempunyai hak yang sama dengan mereka, yang merasa jauh sangat sempurna dibandingkan diriku ya
a, aku selalu di pandang aneh dan seram oleh mereka semua. Aku berhenti pada taman dan duduk di bangku yang ada pada taman tersebut. Di sela tangisku, aku justru merasa bingung. Aku sedang berada di mana sekarang? Aku tak tau kemana jalan a
onselnya malah habis
, dan terus-menerus memanggil namaku dengan sebutan tuan putri. Aku menoleh ke sekeliling taman yang banyak di tumbuhi pohon-pohon dan tak jauh dari tumbuhan yang rimbun tersebut ada aliran sungai yang sangat jernih, indah di mana banyak dihiasi batu-batu besar sepanjang sungai te
erada di dalam hutan ini? Pa! Zizie takut," aku m
putri
ku pu
suara itu makin lama semakin terdengar jelas, akan tetap
i sini!" suara itu kembali
di terus memanggil namaku dengan sebutan tuan putri. Seekor ular berwa
kan orang jahat, aku tak tau entah kenapa aku bisa sampai di sini, ampuuuni aku ular siluman, aku hanya ingin pulaang!" suaraku t
dari setiap kesulitan yang kamu hadapi," ujar ular tersebut tertawa dengan suara y
r siluman yang bisa bicara itu menyakitiku dan membawaku ke alamnya,
ak akan menyakiti kamu tuanku putri. Aku malahan akan melin
biarkan aku keluar dan pergi dari sini!" teriakku sangat ket
adaan berada dalam dunia nyata. Aku pun mencubit tanganku sendiri, meyakink
sakitan saat mencub
n mimpi tapi kamu dalam keadaan nyata kok," ul
ari, lalu aku pun duduk di taman yang ada di seberang jalan raya, tapi yang membuatku semakin merasa aneh, kenapa secara tiba-tiba aku malah bisa berada di tengah hutan lindung yang hijau dan sepertinya belum terjamah oleh tangan-tangan manusia, di mana aliran sungai yang indah dengan jernih serta sejuk terlihat turun dari pegunungan, aroma ciri khas hutan yang masih perawan belum ter
kejadian-kejadian yang menurut tuan putri itu aneh. Akan tetapi n
ementara aku hanya diam dan tak men
putri, tolong bantu aku untuk pulang ke rumahku sekarang juga!" perintahku
dan ular jadi-jadian ini. Aku takut jika nanti aku malah di mangsa oleh ular besar pelangi tersebut, bisa jadi aja ula
*