icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Membangun Surga Bersamamu

Bab 4 Kajian

Jumlah Kata:1355    |    Dirilis Pada: 11/02/2024

Sekecil apa pun kebaikan, jika ikhlasnya seluas langit, m

akkan diri dari dunia yang penuh dengan kepura-puraan ini. Sementara aku sed

n di dunia ini tidak akan bisa bergerak dan terjadi begitu saja tanpa ada Sang Operator. Ibarat sebuah kapal

kaum muslimin. Tentang pergantian siang malam. Tentang gunung-gunung yang menjulang sangat tinggi, berdiri nan kokoh. Tentang langit dan tanah

satu Zat yang memang tidak bisa dinalarkan. dengan

amuala

ada suara

t, seketika menunduk di bawah tanah. "Waa

h, mataku merekam bahwa salah satu perempuan di de

lo,

menjulurkan telap

la

ikit terkekeh melihat betapa gesitnya dia me

nku ini agak tol

hu kalau Kakak Ustadz." Temanny

saja di situ muk

pergi, sebelum Bara keluar dari kamar da

hati-hati menyimpan kanto

k. Assalamualaik

um, Kak," lan

, Hu'uk." Aku hampir tertawa melihat sepatu

njutkan perkataannya setelah ta

h itu. Namun, aku begitu kaget, saat kubuka pintu lemari tenyata di dalam ada Bar

ari perempuan lagi." Aku sebenarnya panik, jang

, tukang laundry. tapi kok mirip sama perempuan kemarin yang aku lihat keluar dari mas

a, siapa tahu angin membawa suaraku ke Aden di dalam kamar. Bet

m-salam gitu." Dia mulai memasang muka-muka na

en datang. Yang lebih mengagetkan lagi, Aden akhirnya jujur. Memberi tahu ke Bara, bahwa dia melihat aku tidur di saf akhwat dengan perem

ri di teras masjid dengan sangat girang. Entah apa yang menyambat anak itu. Kayaknya

suka sama dia. Wira selalu dekat sama perempuan itu kalau kami masuk di kela

ya

er

saja perempuan itu risih atau dia emang sering

Makanya jangan sering-sering minum bekas gelasnya Bara." Aku meningg

mpuan itu terus diajak di kampus setiap malam? Bisa juga dia diancam oleh te

meminta bantuan aku lagi ke depan ke depannya. Udah cukup empat bocah ini dan beberapa temannya yang selalu jadi

ami selalu didukung oleh birokrasi kampus untuk mengadakan kegiatan agama seperti ini. Di balik kondisi kampus yang bisa dibilang diperburuk oleh beberapa okn

pada Bara sebagai divisi publikasi. "Tenang, Kanda. Sudah beres. Padaha

ka-buka media sos

ebagus apa desain pamflet yang aku buat."

n desain kamu

u celananya. Dia mengacak-acak layar

alimantan ini menyodor

sanya hanya foto ustadz saja yang ditampilkan. Kalau moderator cukup nama sa

marin biasa aja, tidak sampai seratus. Sekarang menghampiri 200 orang. Nah,

sekali rasanya mencol

ti Ustadz di sana. Hatiku yang gelisah tadi karena melihat pamflet yang dibuat oleh Bara, seketika setenang ik

minta izin kepada Ustadz untuk memulai kajiannya, karena mengingat jamaah di ikhwan su

wat sudah bisa dibuka atau belum. Aku hanya mengangguk. Bara pun membuka hijab itu dar

ll dari ujung kanan dan kiri, tetapi ini di luar prediksi BMKG, saf akhwat full dengan akhwat-akhwat yang dimulai dari

giatan ini, tetapi entah kenapa, kali ini aku kembali resah. Ingin sekali menjadi peserta yang bisa duduk di depan ustadz, dan menatap ustadz dengan waktu y

sang netra menatap tajam ke arahku. Dia berada di tengah-tengah perempuan berjilbab besar dan bercadar. Dia tidak hanya menatap, tetapi juga melempar senyum ke arahku. Hanya dia yang meng

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka